GORONTALO – Pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gorontalo terkait penanganan kasus GORR dinilai tidak objektif.
Hal tersebut disampaikan oleh Faiz Ishak, seorang mahasiswa asal Gorontalo yang kini menempuh pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Menurutnya, banyak kasus hukum yang sedang ditangani pihak Kejaksaan Tinggi Gorontalo.
“Selain kasus GORR, masih banyak kasus yang juga sedang ditangani oleh pihak Kejati Gorontalo. Sebut saja kasus dugaan korupsi bantuan sosial Bone Bolango, 7 ruas jalan di Kota Gorontalo, pembangunan gedung DPRD di Kabupaten Gorontalo, pembangunan pasar di Gorut dan kasus-kasus lainnya,” kata Faiz.
Pernyataan Ketua HMI Gorontalo, lanjut Faiz, sangat tendensius dan tidak objektif, serta tidak memiliki pengetahuan komperhensif tentang persoalan hukum yang terjadi di Gorontalo.
“Ketua HMI itu harus bisa menjaga marwah organisasi, argumentasinya harus berbobot sehingga apa yang disampaikan tidak menjadi tertawaan orang. pPersoalan hukum yang disampaikan hanya satu saja, sementara ada banyak kasus hukum tidak dipersoalkan, ada apa dengan Ketua HMI ?,” lanjutnnya sambil tertawa.
Bahkan Faiz menyarankan sebaiknya Ketua HMI lebih banyak belajar persoalan hukum, baik dari segi teori maupun praktek agar setiap argumentasinya dapat dipercaya dan diyakini.
“Sebelum menanggapi sebuah persoalan hukum memang harus disadari betul proses dan tahapan hukumnya, seorang Ketua HMI argumentasinya lucu,” ujarnya.
Faiz yang juga kader HMI Yogyakarta itu menambahkan, agar HMI Cabang Gorontalo bersikap lebih dewasa, independen dan mandiri dalam bersikap.
“Sebagai sesama kader HMI, saya menyarankan agar lebih banyak belajar dari para senior yang memiliki integritas tinggi, agar tidak mudah diintervensi oleh kepentingan apapun. Intinya integritas HMI harus kita jaga,” tutup Faiz. (rls/idj)
