GORONTALO – Para petani holtikultura di Desa Ilomangga, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo mengeluhkan sulitnya menampung hasil pertanian. Keluhan itu disampaikan saat bertemu dengan para anggota Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Rabu (15/4/2020).
Menurut para petani di desa tersebut belum memiliki tempat penyimpanan yang memadai padahal dalam beberapa minggu kedepan mereka akan melakukan panen berupa cabai dan bawang merah.
Menyikapi keluhan itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Espin Tulie berjanji akan melakukan intervensi ke pemerintah terkait dengan keberadaan gudang untuk penyimpanan hasil pertanian.
“Kami kembalikan semua kepada masyarakat untuk menyepakati akan dibangun dimana gudangnya, saya dan teman-teman akan segera mengkomunikasikan hal tersebut ke pemerintah” Imbuhnya.
Espin menjelaskan kurang lebih 21 hektar lahan sawah yang telah diubah fungsinya untuk menanam tanaman holtikultura dan palawija. Tanaman itu menjadi andalan para petani sejak lima tahun terakhir setelah produksi padi mengalami penurunan.
“Petani padi disini telah beralih untuk menanam tanaman holtikultura atau palawija karena musim yang tidak menentu, yang mengakibatkan kerugian” Ungkap Espin.
Espin juga menyatakan dalam pertemuan dengan para petani terungkap harapan agar DPRD Provinsi Gorontalo dapat membantu dalam mengatur harga pemasaran hasil pertanian. Karena pengambilan ditempat itu berbeda dengan harga dipasaran.
“Contohnya kalau tanaman bawang merah disini para pengepul biasa mengambil harga Rp. 20.000 perkilogram, sedangkan dipasar harganya akan melebihi harga pembelian” Ujarnya,
Espin menyayangkan masih adanya oknum yang tega memainkan harga pasaran padahal para petani sudah susah payah untuk menanam dan merawat tanaman holtikultura dan palawija.
“Persoalan ini akan kami sampaikan ke pemerintah untuk supaya bisa mengatur kembali harga rempah-rempah dipasaran, agar petani juga bisa merasakan hasil jerih payah mereka sebanding dengan apa yang bisa mereka dapatkan” Tutup Espin.(Adv-KT10)