Poso – Suasana pergantian tahun di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada 1 Januari 2019 berlangsung semarak, dengan diwarnai pesta kembang api dan petasan oleh warga Poso yang memadati lapangan Sintuwu Maroso, di Kota Poso. Warga yang datang bersama anggota keluarga mereka itu mulai memadati lapangan Sintuwu Maroso sejak pukul 21 malam waktu Indonesia Tengah.
Kepada VOA, Hasbullah seorang warga desa Masamba, Kecamatan Poso Pesisir berharap di tahun 2019 situasi keamanan di wilayah itu tetap terjaga sebagaimana yang dirasakannya sepanjang tahun 2018 yang tidak diwarnai aksi terorisme yang mengganggu ketentraman.
“Kami atas nama masyarakat Poso menginginkan bahwa dengan kondisi sekarang ini yang memang kita tahu sudah cukup lumayan, aman, kondusif dan cukup perkembangan –pembangunan- kami berharap bahwa untuk tahun 2019 yang kita nanti-nantikan ini lebih baik lagi dari yang sekarang ini.”
Kegiatan masyarakat Poso menyambut Tahun Baru 1 Januari 2019 tersebut terpantau mendapatkan pengawalan oleh sejumlah personel TNI Polri dari Polres Poso dan Batalyon 714 Sintuwu Maroso yang juga ditempatkan untuk melakukan pengamanan di rumah-rumah ibadah, serta 7 Pos pengamanan dan 2 Pos Pelayanan di sepanjang jalur lintas Trans Sulawesi.
Kepala Kepolisian Resort Poso AKBP Bogiek Sugiyarto mengatakan pihaknya tetap mewaspadai ancaman aksi teror oleh kelompok MIT (Mujahidin Indonesia Timur). Dikatakannya hingga kini Operasi Aman Tinombala, masih terus dilakukan di wilayah itu dengan konsentrasi diarahkan ke wilayah Poso Pesisir, Poso Pesisir Utara dan Poso Pesisir Selatan.
“Untuk Poso saat ini memang masih ada operasi Aman Tinombala, tentunya ada beberapa konsentrasi pasukan di wilayah Poso Pesisir kaitan dengan antisipasi adanya teror,” kata AKBP Bogiek Sugiyarto.
Ia mengatakan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora diduga kuat sebagai pelaku dari penembakan terhadap personel kepolisian resort Parigi Moutong (31/12) yang menyebabkan dua anggotanya mengalami luka tembak. Insiden yang terjadi di dusun Salubose, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong itu terjadi saat beberapa polisi berpakaian preman tersebut hendak melakukan evakuasi jenazah seorang warga setempat berinisial A yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok teroris tersebut sehari sebelumnya. Kedua polisi yang menderita luka tembak itu adalah Bripka Andrew dan Bripka Baso.
“Pihak Kepolisian berupaya mengevakuasi namun ada insiden di mana petugas yang mau melakukan evakuasi diserang oleh kelompok yang dugaan sementara kelompok MIT dibawah pimpinan Ali Kalora. Dugaan sementara. Ini sudah ditangani oleh resimen operasi Aman Tinombala, kemudian dari instansi terkait, dari TNI juga sudah kesana. Tentunya Ini masih dalam penanganan dan kita doakan semoga segera diatasi dan pelaku segera bisa ditangkap,” jelas AKBP Bogiek Sugiyarto.
Berdasarkan data yang dihimpun Polres Poso, kelompok MIT terdiri 010 orang yang berasal dari Poso, Bima Nusa Tenggara Barat dan Ambon, Maluku. Mereka adalah Ali Kalora alias Ali Ahmad sebagai pemimpin kelompok itu, Kholid, Basir, Abu Alim, Nae, Qatar, Muh. Faisal. Tiga nama baru yang bergabung dengan kelompok itu berasal dari Ambon, Maluku,yaitu Alhaji Kaliki, Rajif Gandi Sabran alias Rajes dan Aditya alias Idad. Kelompok itu bergerak di hutan pegunungan Poso hingga Parigi Moutong sehingga menyulitkan aparat keamanan dalam usaha mereka menangkap seluruh anggota kelompok teroris itu meskipun operasi Tinombala telah digelar sejak tahun 2015.
Polres Poso mencatat tidak ada satupun aksi terorisme sepanjang tahun 2018 diKabupaten Poso. Padatahun 2017, wilayah itu mengadapi dua serangan teroris. [*]
Sumber Berita dan Foto : VoA Indonesia