Gorontalo – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 ditopang oleh kinerja sektor primer yaitu pertanian, hingga berada pada angka 6,74 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada tingkat 5,1 persen. Hal tersebut erdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo, tingkat pertumbuhan sektor pertanian sampai dengan kuartal tiga tahun 2018 di atas 7 persen.
“Bahkan data BPS menunjukkan Nilai Tukar Usaha Pertanian yang merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks yang dibayar petani untuk produksi, mencapai 105,38 persen,” ujar Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, dalam sambutannya pada pertemuan tahunan yang digelar oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi Gorontalo, Senin (7/1/2019).
Idris mengutarakan, perlunya untuk melakukan inovasi dan terobosan dengan memacu sektor-sektor lainnya dan tidak hanya bergantung pada sektor pertanian dan perikanan, untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo. Salah satunya dengan mengembangankan sektor pariwisata untuk menjadi katalisator dan pengungkit perekonomian Gorontalo.
“Sektor pariwisata baru bisa menyumbang 3,8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Tentunya ini menjadi tantangan bagi kita bersama untuk mengembangkannya. Destinasi wisata kita cukup banyak, tapi memang semuanya masih digerakkan oleh pemerintah. Sehingga itu kita menyediakan karpet merah bagi setiap investor dengan meningkatkan pelayanan,” papar Idris.
Sementara itu Kepala Perwakilan BI Provinsi Gorontalo, Ricky Perdana Gozali menjelaskan, kinerja positif ekonomi Gorontalo didukung oleh kondisi kesejahteraan masyarakat yang mengalami perbaikan. Indikatornya terlihat dari tingkat pengangguran terbuka yang tercatat sebesar empat persen, dan tingkat kemiskinan berada pada level 16,81 persen.
Demikian pula halnya kinerja fiskal pemerintah daerah yang mengalami peningkatan, serta stabilitas sistem keuangan yang tercermin dari tren penyaluran kredit yang terus meningkat dan disertai tingkat risiko kredit yang menurun di tahun 2018.
Meski demikian, Ricky mengemukakan pentingnya untuk mengantisipasi penurunan kinerja perekonomian, terutama perlambatan yang diakibatkan oleh turunnya kinerja ekspor dan peningkatan impor Gorontalo, seiring dengan meningkatnya aktivitas investasi dan konsumsi di Provinsi Gorontalo.
“Stabilitas dan ketahanan perekonomian perlu terus kita perkuat dengan meningkatkan daya saing dan produktivitas. Termasuk sinergi kebijakan antar otoritas menjadi kunci dalam upaya untuk memperkuat struktur ekonomi Gorontalo,” papar Ricky.
Potret makroekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2018 yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,74 persen, dengan tingkat inflasi 2,15 persen. Gini ratio berada pada 0,40 poin, angka kemiskinan 16,81 persen, dan angka pengangguran sebesar 4,26 persen. (rls/idj)