Kota Gorontalo – Tim Peneliti Benteng Nassau dari Balai Arkeologi Sulawesi Utara menggelar jumpa pers dan mempresentasikan penelitian, tentang keberadaan dan bentuk Benteng Nassau, di Roemah Koffie, Kelurahan Biawao, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, Minggu (14/4/2019).
Irfanudin Wahid Marzuki, Ketua Tim Peneliti Balai Arkeologi Sulawesi Utara menjelaskan, bahwa dalam kegiatan ini tim peneliti mempresentasikan bentuk dan setruktur Benteng Nassau di Provinsi Gorontalo, yang saat ini banyak orang Gorontalo tidak mengetahui keberadaan Benteng tersebut.
“Dalam kesempatan ini kami ingin mempresentasikan hasil penelitian kami, tentang bentuk dan setruktur Benteng Nassau di Gorontalo. Mohon Maaf sebelumnya, ini bukan kita mengorek luka lama tentang Gorontalo, tetapi kita ingin mengetahui lebih tentang sejarah Gorontalo,” kata Arfan mengawali presentasinya.
Dia juga mengungkapkan, bahwa saat ini banyak yang tidak mengetahui sejarah dan keberadaan Benteng Nassau. Berdasarkan bukti sejarah seperti foto dan gambar dari Koninklijk Instituut voor Taal-Land-en Volkenkunde (KITLV), dan arsip-arsip Kolonial, yang menyebutkan adanya Benteng Nassau di Kota Gorontalo yang terletak di teluk Gorontalo, juga diapit antara dua Sungai Bone dan Sungai Bolango.
“Kita sudah mencoba mencari lokasi tersebut sudah dari beberapa waktu yang lalu, sejak tahun 2008 dengan PDA, dan baru tahun 2018 kita mencoba untuk melihat koleksi foto-foto lama dan kita padukan dengan kondisi yang sekarang,” ungkap Irfan.
Masih kata Irfan, dia memilih topik sejarah Gorontalo karena lokasi di Gorontalo atau Benteng Nassau, karena lokasinya setrategis, peninggalan arkeologis bangunan indis dan kolonial yang ada, struktur tata ruang kota colonial dan keberadaan Benteng Nassau yang tidak diketahui mayarakat Gorontalo.
Kesimpulan penelitian yang dilakukan Tim Arkeologi dari Balai Arkeologi Sulawesi Utara menjelaskan, keberadaan Lokasi Benteng Nassau atau Niuew Nassau dipastikan berada di lokasi Aspol Polres Gorontalo. Kondisi Benteng Nassau saat ini sudah tidak memungkinkan untuk melacak dan merekonstruksi. Tim Peneliti juga berasumsi bahwa kemungkinan kondisi benteng rusak diakibatkan bencana banjir, tsunami dan usia Benteng Nassau. (KT-05)