Kota Gorontalo – Debat publik ketiga antar pasangan calon peserta Pilwako Gorontalo 2018, yang diselenggarakan oleh KPU Kota Gorontalo diwarnai kericuhan. Totok Bachtiar menyayangkan sikap Adhan Dambea yang menyebut namanya dalam debat publik tersebut, yang menyebabkan dirinya protes hingga diwarnai kericuhan antar pendukung.
Menurut Totok Bachtiar, dalam keterangan tertulis yang dirilis usai kejadian mengatakan, dirinya sangat menyayangkan sikap Adhan Dambea yang menurutnya provokatif dan menyerang pribadi Marten Taha dan dirinya yang saat itu duduk dibangku penonton.
“Adhan menyerang Marten Taha dengan menuduh terlibat kasus tujuh ruas jalan, padahal yang sebenarnya Marten Taha tidak tahu tentang kasus ini, dan kemudian dia(Adhan) juga menunjuk saya yang duduk di bangku penonton,” kata Totok melalui pernyataan tertulisnya.
Totok menambahkan, padahal dalam aturan debat sudah diberitahu agar tidak menyerang pribadi pasangan lain apalagi penonton. “Makanya saat itu saya langsung berdiri untuk memprotes hal tersebut kepada Adhan Dambea dan moderator, namun langsung ditanggapi emosi oleh Adhan,” Lanjutnya.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Adhan Dambea mengatakan bahwa dirinya mempertanyakan kasus 7 ruas jalan dalam kapasitasnya sebagai wali kota, dan hanya membalas contoh yang diberikan oleh Marten Taha, dimana saat dirinya memimpin juga ada yang masuk penjara.
“Saya hanya membalas contoh yang diberikan Marten Taha, dimana saat Marten memimpin juga ada yang masuk penjara. Dan itu kenyataan, bukan mengada-ada apalagi fitnah. Saya hanya mengatakan yang sebenarnya, katakanlah yang benar walaupun pahit,” ujarnya.
Adhan Dambea juga menambahkan, dirinya meminta maaf jika ada yang merasa diserang pribadinya, saat debat publik kemarin.
Debat publik ketiga yang diikuti oleh ketiga pasangan calon peserta Pilwako Gorontalo 2018, sempat dihentikan selama beberapa menit akibat kejadian tersebut. Dan baru dilanjutkan kembali setelah keadaan ditenangkan oleh kapolres Gorontalo Kota yang turun langsung mengamankan situasi. (idj)