Perwira Perajut Toleransi

Perwira
Dandim 1313 Pohuwato Letkol. Inf.T.P.G. Malau, bersama Bupati Pohuwato Saipul A Mbuinga berbincang di sela-sela agenda safari Ramadan Pemkab Pohuwato foto istimewa

Pojok6.id () – Seketika terlintas ingin menulis kesan terhadap seorang Perwira TNI dengan jabatan””. Letkol.Inf.T.P.G.Malau,SE,MSi.

Dua sisi menarik dari muda ini, yang pertama adalah karena beliau seorang anggota TNI dan yang kedua beliau seorang Katolik.

Kita mulai dari sisi anggota TNI. Prinsip yang sejak dulu kita dengar dan menjadi landasan utama perjuangan TNI adalah “TNI manunggal bersama Rakyat”. Sebuah semboyan sekaligus cita-cita yang menjadi modal utama serta spirit perjuangan seluruh prajurit TNI dalam melakukan pengabdian dimana pun bertugas. Semboyan ini sesungguhnya beliau implementasikan dalam tugas sehari-hari dgn kalangan manapun. Tanpa memandang strata sosial beliau selalu menyapa.

Read More
banner 300x250

Yang kedua adalah beliau seorang penganut agama Katolik. Apa yang menarik disini. Yang menjadi perhatian kita adalah kesediaannya tanpa canggung ikut dan duduk bersama dalam kegiatan Safari Ramadan bersama unsur Pemerintah Daerah. Hal ini mungkin sesuatu yang biasa tapi sangat luar biasa bagi seorang yang berbeda keyakinan. Dan dengan cara ini beliau selain telah mewujudkan ciri khas prajurit TNI manunggal dengan Rakyat juga telah membawa pesan damai dan toleransi dalam prinsip kekristenan khususnya Katolik.

Berbicara tentang toleransi bukan hal baru dalam tradisi umat Katolik. Jauh di zaman Roma kuno CICERO sudah berbicara tentang toleransi. “Agama kita berlaku untuk kita, sedang kalau ada orang yang beragama lain kita memberi toleransi untuk itu”.

Tahun 313 dalam kerjaan Romawi diterbitkan keputusan toleransi Milano untuk membiarkan orang Kristen hidup dengan agama Romawi. Tahun 1781 tepatnya 13 Oktober Kaisar Joseph Austria yang mayoritas penduduknya Katolik mentoleransi orang yang beragama Kalvinis, Lutheran dan Ortodoks untuk memiliki tanah serta melaksanakan ibadah.

Bagi kami umat muslim kebersamaan dengan Dandim 1313 dalam acara buka puasa safari Ramadan di beberapa Kecamatan, adalah hal yang luar biasa sekaligus istimewa. Karena bicara toleransi Al-Quran telah memberikan batasan yang jelas dalam surah Al-Kafirun ayat 6 “Lakum diinukum waliyadin” untukmu agamamu dan untukku Agamaku.

Khalifah Ali bin Abi Thalib.Ra. terkenal dengan pernyataannya yang menjadi prinsip dasar kemanusiaan yang universal adalah “Jika seseorang bukan saudaramu dalam iman,maka dia adalah saudaramu dalam kemanusiaan.

Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang di Eropa dihormati dengan nama Sultan Saladin ketika merebut kota Yerusalem dari tentara Salib pada 1187 M. Membiarkan Gereja Makam Kudus berdiri tegak dan mewasiatkan kepada keluarga muslim memegang kuncinya secara turun temurun untuk melindungi situs kuno ini sebagai tempat suci bagi peziarah umat Kristiani sepanjang masa.

Di Kabupaten Pohuwato kita dapat melihat dan menjumpai kehidupan masyarakat Desa Banuroja di Kecamatan Randangan yang multi etnis dan agama hidup berdampingan dengan damai. Desa yang telah ditetapkan sebagai Desa Pancasila ini didiemi oleh masyarakat transmigran dari Jawa, Bali dan Lombok yang telah berasimilasi dan berakulturasi dengan masyarakat lokal.

Pohuwato adalah potret miniatur Indonesia yang berprinsip “Bhinneka tunggal Ika”. Padahal hanya berjarak beberapa ratus kilometer ke arah barat dengan wilayah yang pernah berkonflik berlatar belakang sara. Maka sosok Bapak T.P.G.Malau Perwira TNI asal Sumatera Utara ini telah memperkuat ikatan umat beragama di wilayah ujung barat Provinsi Gorontalo.

Sebenarnya soal bertoleransi bagi masyarakat Sumatera Utara adalah sesuatu kebiasaan. Meskipun masyarakat Sumut identik dengan suku Batak, yang mayoritas Kristen. Namun ikatan mereka dengan tradisi Melayu Islam tidak dapat dipisahkan karena sama -sama mendiami jazirah Melayu. Di Aekkanopan Labuhanbatu Utara Kecamatan Kuala Hulu tempat beliau berasal adalah daerah plural yang didiami oleh suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Nias, Minangkabau dan juga suku Jawa.

Dengan gayanya yang “Manunggal dengan Rakyat” sesungguhnya beliau telah melaksanakan tugas utama TNI dan juga tugas kemanusiaan sebagai seorang Katolik dari Batak.
Salam “Merdeka” dan “Damai” dalam berkah “Ramadhan”untuk Bapak dari kami warga Pohuwato.
Mohon maaf bila lancang tangan saya menulis kesan ini. (**)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60