Penolakan H&M Homestay, Koalisi Pemerhati Wisata Gorontalo Angkat Bicara

Jumpa pers yang digelar Koalisi Pemerhati Pariwisata Gorontalo, di H&M Homestay, Minggu (9/9). Foto : iwandije

Kota Gorontalo – Menindaklanjuti polemik keberadaan yang baru-baru ini mendapatkan penolakan dari sekelompok warga yang ada di Kelurahan Siendeng, Koalisi Pemerhati Gorontalo mengeluarkan pernyataan sikap terkait permasalahan tersebut.

Melalui jumpa pers yang dilaksanakan di H&M Homestay, Minggu (9/9/2018), Koalisi Pemerhati Pariwisata Gorontalo yang merupakan gabungan Couchsurfing Gorontalo, Ketimbang Ngemis Gorontalo (KNG), Salvador Diving SUpport, Gorontalo Diventure, dan Gorontalo Tourism Gate ini, mengeluarkan pernyataan sikap mereka.

Menurut Koordinator Koalisi, Ririn Milyana Rahim, mengatakan, pihaknya akan mengawal H&M Homestay menempuh jalur hukum jika masih terjadi penolakan oleh warga setempat. Karena sebelumnya sudah ada pertemuan antara perwakilan warga yang menolak dengan pemilik H&M Homestay, yang dimediasi langsung oleh lurah setempat.

Read More
banner 300x250

“Kami sudah tunduk terhadap aturan, namun jika masih tetap ada penolakan dari sekelompok warga setempat dan tidak menemukan titik temu, maka kami akan mengawal H&M Homestay untuk menempuh jalur hukum yang lebih tinggi,” kata Ririn.

Karena menurutnya, pihak H&M Homestay hanya meminta hak mereka sama seperti sekelompok warga yang menuntut hak mereka untuk menutup H&M Homestay. “Karena kami adalah warga negara Indonesia yang berhak untuk mempertahankan, dimana kami mencari nafkah dan ingin memperkenalkan Gorontalo ke wisatawan mancanegara yang datang ke Gorontalo dan menginap di H&M Homestay,” lanjutnya.

Sementara itu, salah satu pemerhati pariwisata yang juga Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo, Haris Tome mengatakan, sebenarnya permasalahan ini bisa terselesaikan jika dilakukan dialog dengan warga setempat, namun harus dilakukan beberapa kali dialog.

“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan, salah satunya melalui dialog. Namun tidak bisa hanya dilakukan satu kali, tapi berulang-ulang dan bukan dengan yang menjadi objek permasalahan. Misalkan dimulai dengan warga sekitar melalui sosialisasi terkait homestay itu sendiri dan efek bagi pariwisata Gorontalo kedepannya,” kata Haris. (idj)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60