Kabupaten Gorontalo – Sampah-sampah di tiga kabupaten kota, yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolang0, bermuara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Talumelito, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.
TPA itu menjadi incaran Pulu Suyanto dan orang seprofesi dengan dia yang mencari biaya hidup untuk keluarga mereka. Pulu yang bekerja sebagai pemulung di TPA Talumilito itu, sudah delapan tahun menjadi pekerja pengumpul sampah pelastik, kertas dan kaleng aluminium yang akan dijualnya ke pengepul.
Penghasilan Pulu dalam sehari jika dihitung rata-rata sekitar Rp 40.000 dalam sehari. Pulu berprofesi sebagai pengepul sampah itu sudah sejak 8 tahun lalu, dalam seminggu dia dapat mengumpulkan 10 karung besar sampah plastik botol minum kemasan dan sampah kertas lainya, bahkan bisa lebih.
“Ini saya kumpulkan sudah 10 karung, dari seminggu yang lalu. Biasanya bisa lebih, kalau mobil pengangkut sampah banyak yang datang. Ya, penghasilan kami bergantung banyaknya sampah yang diangkut kesini,” kata Pulu kepada awak Pojok6.com.
Dia memilih bekerja sebagai pengumpul sampah karena tidak ada pekerjaan lain yang dapat ia kerjakan, walaupun resiko terkena penyakit lumayan besar.
“Sampah-sampah yang saya hindari saat mengumpulkan sampah plastik adalah sampah medis dari rumah sakit, yang terkadang dibuang di TPA Talumilito,” pungkasnya.
Sementara itu, ditempat yang sama Meta Liawati Noho selaku bendahara BUMDES mengatakan, sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut dihargai berbeda-beda, sesuai jenis sampahnya. Mulai dari botol dan gelas air kemasan untuk 1 kg sebesar Rp.4500 dengan kondisi yang sudah dibersihkan. Untuk kertas dan kardus nilainya pun berbeda, mulai dari Rp600 hingga Rp.1.600 per kilogram.
“Dalam waktu dua minggu kadang bisa mencapai 2 ton sampah, dengan penghasilan rata-rata Rp.12 juta dengan semua jenis sampah dari hasil memasok ke pengepul lagi,” kata Meta. (KT-05)
