Kota Gorontalo – Band Hulontalo Etnik yang dibentuk pada tahun 2017, hadir sebagai band yang mengusung nuansa musik etnic kekinian lokal Gorontalo. Hal itu juga merupakan keinginan untuk melestarikan budaya Gorontalo, yang kian hari mulai digerus modernisasi perkembangan zaman. Pemuda mulai meningalkan musik lokal daerah dan lebih memilih musik yang lahir di Ibukota Jakarta.
Hulontalo Etnic ini digawangi oleh delapan prsonil, diataranya Febri (pemain seruling), Onas (bass), Emo (Perkusi), Didin (gitar), Eka (keyboard), Lin-lin (pemain Gambusi), Ray (Cello) dan Ayumi (vokalis).
Baim Alpino, sang manajer mengatakan, band ini menggunakan instrumen musik etnik moderen nuansa lokal Gorontolo, dengan tujuan untuk tetap melestarikan musik tradisional Gorontalo yang makin ‘tenggelam’.
“Selain membawa musik kelokalan, mereka juga selalu mengkampanyekan isu-isu lingkungan dan isu sosial lainya saat mereka melakukan pentas musik,” kata Baim kepada awak pojok6.com.
Musik lokal terutama yang menggunakan alat tradisional, lanjut Baim, saat ini masih kurang diminati karena kalah kekinian dengan musik-musik yang saat ini ramai dipasaran.
“Walupun kurang dikenal orang-orang Gorontalo, Hulontalo Etnic selalu membuat karya dengan karya-karya khas musik etnik kekinian budaya lokal Gorontalo, sebagai bentuk upaya Hulontalo Etnic dalam melestarikan kebudayaan Gorontalo,” pungkasnya.
Rencananya, pada tanggal 22 Maret mendatang Hulontalo Etnic akan meluncurkan satu lagu bernuansa lingkungan untuk merayakan Hari Air, seklaigus mengkampanyekan kelestarian Danau Limboto yang makin kesini makin mengecil. (KT-05)