Pojok6.id (Kota Gorontalo) – Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, menjadikan Musyawarah Nasional (Munas) APEKSI ke-VII di Surabaya sebagai wahana memperluas wawasan dan membangun jejaring antar-kepala daerah, dengan fokus utama pada solusi praktis penanganan sampah dan promosi kekayaan budaya daerah.
Sejak pembukaan Munas yang digelar 6 Mei 2025, Wali Kota Adhan aktif dalam sejumlah forum diskusi, khususnya yang membahas sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kota-kota besar seperti Surabaya dan Balikpapan menjadi rujukan, untuk ditiru mekanisme pengelolaannya yang kolaboratif dan berbasis teknologi. Adhan menilai, pendekatan ini relevan untuk diterapkan di Gorontalo, yang masih menghadapi tantangan serius dalam hal pengelolaan limbah domestik.
Tidak hanya terlibat dalam forum kebijakan, rombongan Pemerintah Kota Gorontalo juga ambil bagian dalam ajang Indonesia City Expo (ICE), yang menjadi etalase capaian pembangunan daerah se-Indonesia. Di paviliun Kota Gorontalo, nuansa budaya lokal diangkat melalui tampilan busana khas karawo yang dikenakan para pegawai perempuan Pemkot.
Karawo tak hanya tampil sebagai simbol kultural, tetapi juga sebagai produk unggulan yang potensial dikembangkan secara ekonomi. Dalam parade budaya yang digelar di sela-sela Munas, motif khas Gorontalo itu sukses mencuri perhatian peserta dari kota lain.
Selain tampil dalam acara utama, sejumlah pegawai perempuan Pemkot juga mengikuti Ladys Program, sesi khusus untuk membahas kontribusi perempuan dalam pembangunan daerah.
Salah satu isu utama yang diangkat adalah penguatan layanan Posyandu sesuai dengan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang dinilai penting dalam peningkatan kualitas layanan dasar bagi masyarakat.
Menariknya, perjalanan darat dari Jakarta ke Surabaya yang ditempuh oleh rombongan Pemkot tidak menggunakan dana pemerintah. Biaya perjalanan tersebut ditanggung langsung oleh Wali Kota Adhan, sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap penggunaan anggaran negara.
Di sela-sela kegiatan Munas, Pemkot Gorontalo juga turut serta dalam sesi ICE Business Talks, yang menyoroti pentingnya ekosistem wirausaha lokal. Pemerintah daerah didorong untuk tidak hanya mengandalkan anggaran pusat, tapi juga mampu menciptakan peluang ekonomi melalui pengembangan UMKM berbasis potensi lokal.
Forum APEKSI kali ini juga membuka ruang diskusi tentang digitalisasi tata kelola pemerintahan. Kota Gorontalo termasuk yang menunjukkan ketertarikan tinggi pada pemanfaatan teknologi, untuk efisiensi layanan publik.
Sementara itu, polemik sempat muncul saat sebuah artikel di salah satu media daring menyoroti keikutsertaan Pemkot Gorontalo di Munas ini. Tim Komunikasi Wali Kota menyayangkan isi tulisan tersebut yang dinilai tendensius dan tidak sesuai prinsip jurnalistik. Meskipun artikel tersebut sudah dihapus, pihak Pemkot menyatakan akan membawa persoalan itu ke Dewan Pers sebagai langkah klarifikasi resmi. (Adv)