GORONTALO – Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan di dunia, termasuk Gorontalo. Dampak perekonomian terasa, namun Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan berbagai program berusaha menciptakan pemulihan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat. Berbagai bantuan disalurkan kepada warga sebagai bukti hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat di masa pandemi ini.
Dengan bermacam program yang dijalankan, Pemprov Gorontalo mampu mencapai hasil yang positif di tengah pandemi covid-19 ini. Pada bulan Oktober tahun 2020, Pemerintah Provinsi Gorontalo dinobatkan sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik di kawasan Sulawesi tahun 2020. Penghargaan diberikan kepada provinsi dan kabupaten kota yang dipandang terbaik dalam hal inovasi-inovasi untuk menekan inflasi di daerah.
Dalam masa pandemi ini pun, Pemprov Gorontalo dinilai oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagai daerah dengan realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar ketiga nasional hingga akhir bulan Oktober 2020.
Tentu saja realisasi belanja di tengah pandemi ini sebagai bukti bahwa APBD sudah dibelanjakan atau terserap untuk pembangunan, pemulihan ekonomi dan terutama untuk penanganan pandemi covid-19.
Pemerintah Provinsi Gorontalo juga berhasil meraih dua penghargaan dari Menteri Keuangan RI, yaitu penghargaan opini WTP 5 kali berturut-turut atas pelaporan keuangan Tahun 2015 – 2019 dan opini WTP Tahun 2019.
Tak sampai disitu, berbagai apresiasi pemerintah pusat mengalir kepada Pemprov Gorontalo dalam menangani pandemi covid-19.
Mulai dari penanganan pencegahan penyebaran corona, penanganan fasilitas kesehatan dalam masa pandemi, kepedulian terhadap ketersediaan pangan di rumah warga melalui pemanfaatan pekarangan dan bantuan benih dan bibit sayuran, bantuan subsidi pangan secara gratis, program mengangkat kembali UMKM agar berdaya dalam masa pandemi, dan masih banyak lagi.
Sesuai informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, selama periode September 2019 – Maret 2020 inflasi umum sangat rendah, yaitu sebesar 0,20 persen.
Pertumbuhan harga beberapa komoditi pokok penyumbang GK (Garis Kemiskinan) selama periode September 2019 – Maret 2020 relatif terkendali, sehingga mampu menahan laju pertumbuhan GK sekaligus mempertahankan daya beli masyarakat.
Dalam periode tersebut, komoditi beras hanya mengalami rata-rata kenaikan harga sebesar 1,55 persen (September 2019 Rp10.527 – Maret 2020 Rp10.690,-). Komoditi gula pasir mengalami rata-rata kenaikan harga sebesar 3,55 persen (September 2019 Rp13.214 – Maret 2020 Rp13.683,-).
Bahkan komoditi telur ayam ras mengalami rata-rata penurunan harga sebesar 6,82 persen (September 2019 Rp1.771 – Maret 2020 Rp1.658).
Tak bisa dipungkiri, capaian positif dalam masa pandemi covid-19 ini tetap harus ditingkatkan demi kesejahteraan seluruh warga Gorontalo. Kemitraan, kolaborasi, sinergitas berbagai stake holder tentu sangat penting dalam setiap pencapaian positif Pemerintah Provinsi Gorontalo. (Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo