GORONTALO – Calon Bupati Pohuwato Saipul A Mbuinga, berhasil menjelaskan visi dan misi programnya dengan jelas dan bisa dipahami masyarakat, saat debat kandidat calon Bupati Pohuwato, Sabtu (7/11).
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua PD AMPG Provinsi Gorontalo, Romatun Alamri. Ia yang menyaksikan melalui siaran langsung televisi menjelaskan, Saipul tampil dengan tenang dan tertata dalam menjelaskan visi misi dan program, atau menjawab pertanyaan dengan kandidat lain.
“Menurut saya, pendebat yang baik adalah yang mampu menjelaskan isi pikirannya sesuai dengan yang diinginkan masyarakat, bukan isi pikirannya sendiri. Dan itu mampu dilakukan pak Saipul. Ia mampu menjelaskan dengan bahasa yang mampu dipahami masyarakat. Sehingga kita semua paham apa yang ia ingin laksanakan nanti setelah menjabat,” kata Romatun Alamri.
Lebih lanjut Romtun menjelaskan, dalam empat sesi yang dilakukan, dapat terlihat Saipul yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Pohuwato, tidak mengada-ada dalam menjelaskan program yang akan dijalankannya nanti. Ia tahu permasalahan di tiap kecamatan, dan tahu program apa yang akan dijalankan dalam bidang ekonomi nanti ketika terpilih.
Dalam penjelasan membangun berbasi potensi keunggulan kawasan menurutnya, calon bupati nomor urut empat ini, dapat menjelaskan dengan pijakan data dan sumber yang tepat. Menurutnya, ketika seseorang berbicara data, maka yang menjadi acuan awal adalah, dari mana sumber data itu berasal. Ia menyebutkan Randangan, Duhiadaa, Taluditi, Lemito dan Paguat sebagai daerah-daerah yang memiliki sumber daya khusus berdasarkan potensi alamnya. Kemudian Marisa dan Buntulia sebagai wilayah yang mampu mengeksplorasi usaha jasa dan perdagangan.
“Ia juga tidak bermain kata-kata dalam penjelasan maupun dalam menjawab pertanyaan kandidat lain. Tidak bersikap tinggi hati dengan bahasanya, seakan-akan paling sempurna. Ia bicara dengan tepat, lugas dan tidak menjatuhkan kandidat lain,” jelasnya.
Selain itu dikatakan mantan Presiden BEM Universitas Gorontalo ini, Saipul juga mampu menghormati kandidat lain dengan pertanyaan-pertanyaan yang elegan dan akademis. Sehingga para kandidat pun mampu dibuatnya menjawab dengan panjang.
“Istilahnya dalam pertarungan para ksatria, bertarung dengan terhormat, menjatuhkan dengan ksatria. Ketika lawan hanya tinggal bertahan dengan tangan kosong tanpa senjata, maka cara seorang ksatria juga menjatuhkanya dengan tangan kosong. Dan itu mampu dilakukan pak Saipul, sebagai pendidikan politik kepada masyarakat,” pungkas Romatun. (rls)