Gorontalo – Penyumbang tertinggi angka pengangguran terbuka di Indonesia berasal dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), termasuk Provinsi Gorontalo. Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Provinsi Gorontalo mencapai 12,06% dari total 23.347 orang.
Fenomena ini tidak dibantah oleh Sekretaris Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo, Roni R Mamu. Karena menurutnya, rata-rata SMK yang dibuka di tiap daerah di seluruh Indonesia, termasuk Gorontalo, belum sesuai dengan kebutuhan bursa kerja yang ada di masing-masing daerah.
“Misalnya di Kabupaten Pohuwato ada SMK jurusan perhotelan, namun bagaimana perkembangan perhotelan dan pariwisata disana? tumbuh pesat atau tidak? Dan hal ini terjadi di semua daerah di Indonesia, bukan hanya di Gorontalo saja,” kata Roni.
Dengan demikian, lanjut Roni, bursa kerja di daerah tersebut minim dan menyebabkan mereka yang lulusan SMK tidak memiliki pekerjaan dan jadi pengangguran.
“Di negara-negara maju seperti di Jepang misalnya, sekolah kejuruan menyesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada di suatu wilayah. Bahkan disana, pihak pengusaha melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk membuka jurusan sesuai dengan kebutuhan bursa kerja,” ungkapnya.
Roni juga menegaskan, pembukaan jurusan di satu sekolah kejuruan bisa diusulkan oleh pihak perusahaan kepada pemerintah setempat. Jadi bukan hanya tenaga kerja apa saja yang dibutuhkan, bahkan gajipun diumumkan.
“Jadi siswa bisa langsung bekerja sesuai dengan jurusan setelah lulus dari sekolah dan jurusan yang ditempuhnya semasa sekolah,” pungkas Roni. (idj)