POHUWATO – Sejumlah dokter spesialis meminta agar Direktur Rumah Sakit Bumi Panua (RSBP) Pohuwato dr. Syahrawanti Abbas mundur jika tidak mampu menyelesaikan masalah di rumah sakit itu. dr. Syahrawanti Abbas juga diminta untuk memenuhi etika profesi kedokteran sebagai tenaga kesehatan.
Jika tidak memenuhi tuntutan itu, maka sejumlah dokter spesialis menyatakan siap mengundurkan diri dari tenaga kesehatan RSBP Pohuwato. Langkah Ini merupakan pilihan akhir yang akan diambil setelah sekian lama direktur RSBP menutup diri dalam menangani masalah di RS.
Informasi pengunduran diri sejumlah dokter spesialis dibenarkan oleh dr. Agus Hasan. Sesama dokter spesialis, ia menyampaikan bahwa direktur terkesan tidak mau membahas permasalahan di RS bersama sejumlah dokter spesialis.
“Ada benarnya tapi ini masih bisa dicari solusinya. tapi intinya itu adalah menurut informasi dari teman-teman spesialis bahwa berulang kali mau bicarakan hal hal termasuk jasa medis tapi ibu direktur terkesan tidak mau berkomunikasi dengan mereka,” kata dr. Agus
Dalam wawancara bersama sejumlah awak media, 6 dokter spesialis mengungkapkan beberapa kejanggalan yang dilakukan oleh dr. Syahrawanti Abas saat memimpin RSBP Pohuwato.Dari segi etika profesi sampai dengan kebijakan tentang pembayaran jasa hak tenaga kesehatan. Beberapa persoalan yang memicu para dokter spesialis itu meminta agar dr. Syahrawanti Abas mundur,yakni :
1. Direktur RSBP Pohuwato sering mengabaikan etika profesi kedokteran
dr. Syahrawanti Abbas Sering mengabaikan Etika profesi kedokteran. Dalam beberapa kasus penanganan pasien khusus harus ditangani langsung oleh dokter spesialis berdasarkan disiplin ilmu. Namun kenyataan yang terjadi, dr. Syahrawanti sering mengabaikan hal tersebut. bahkan, ia sering menangani langsung tanpa mempunyai disiplin ilmu terhadap itu.
2. Tidak Serius Dalam Penanganan Covid-19
Salah satu pasien Covid-19 yang beralamat Pohuwato pernah naik taksi umum saat meminta diisolasi di RSBP Pohuwato. Sebelumnya ia di isolasi di RS Ainun Habibie Gorontalo. Menurut penuturan 6 dokter spesialis itu, kejadian itu sepengetahuan Direktur RSBP. bahkan hal ini pernah dilaporkan oleh dokter spesialis anak ke bupati dan Ketua Gugus Covid Pohuwato secara resmi. Pasien yang terpapar Covid-19 sedianya mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Saat ini, sejumlah pasien Covid-19 sulit mendapatkan informasi hasil tes Swab. Bahkan beberapa pasien dipulangkan tanpa hasil tes Covid-19.
3. Pihak RSBP belum membayar jasa hak tenaga medis sejak tahun 2019.
Sudah 14 bulan berlalu sejak tahun 2019 hak tenaga kesehatan belum di bayarkan oleh pihak RSBP Pohuwato. Hal ini paling banyak dirasakan dampaknya oleh tenaga medis non PNS. Hingga saat ini belum ada titik terang terkait dengan hal tersebut. Menurut informasi yang beredar bahwa anggaran tersebut telah di cairkan melalui rekening RSBP Pohuwato.
Hingga berita ini ditulis redaksi pojok6 telah mencoba menghubungi via seluler kepada Direktur RSBP Pohuwato dr. Syahrawanti Abbas untuk menkonfirmasi terkait tuntutan para dokter spesialis namun belum mendapatkan respon. (Nal)