Perkembangan Skena Musik Gorontalo di 10 Tahun Terakhir

Foto: istimewa

GORONTALO – Di tahun 2003 mungkin pertama kalinya saya sebagai penulis mengenal /Underground atau apalah istilah didalamnya. Mengoleksi CD Video Band-band luar seperti Blink 182, Lagwagon, Ramones, dan mengoleksi Kaset band lokal semacam Superman Is Dead di album “Kuta Rock City” yang mana menjadi album pertama band punk indonesia masuk di jajaran label besar, selain itu ada Nama Teh Cellups, Nudist Island, Porno Star, Burgerkill di Album era Musik Hardrcore di masa mendiang Ivan Schumbag (Almarhum), yang semuanya didapatkan secara barter Rilisan fisik kaset antara sesama teman.

Ditahun 2004, memulai hobi di musik dengan memainkan musik punk/melodic punk di mana waktu itu sangat mengidolakan Blink 182 dan band melodic lainnya. Disaat yang sama, akhirnya terbentuklah The Pluck. Zamannya selepas sekolah adalah sebuah fase paling membanggakan, di saat kita lagi produktif-produktifnya berkarya sebagai anak muda. Terhitung di medio awal 2000an, banyak band-band lokal Gorontalo sudah merilis Album Kaset/Cd. Mulai dari The Watawatanga “Asali Lonao Jakarta” (2003), Why Not “Fuckin Enemy” (2003), membuat rilisan Kompilasi “Its time to change compilation” (2005) adalah split Album antara, The Pluck, Watawatanga dan Sweet Childrenz dimana semua prosesnya dilakukan secara DIY di salah satu kamar teman yang kebetulan cukup mengerti dengan aplikasi Fruity Loops 1.

Seterusnya menjadi tongkat estafet ketika kita banyak menggadakan gigs-gigs Kolektif, yang benar-benar Mandiri tanpa sponsor ditahun 2006. Memasuki tahun 2008-2009 adalah fase dimana transisi diskena kita, banyak di isi oleh orang-orang baru dan band-band baru yang cukup memberikan warna baru dalam skena musik Gorontalo. Sebut saja ada Tequila On Monday yang sekarang cukup familiar dengan nama 90s Down Party, Saturday Horny yang berevolusi menjadi Fighting Finger dengan pergerakan emonya. From Hell To Heaven dengan Frontgirl pertama di Band Metal Gorontalo.

Read More
banner 300x250

Di tahun 2008 hingga 2014 skena kita banyak merilis rilisan fisik, Mulai dari EP Album The Pluck “Old Song Repackage EP” (2008), kompilasi dari band-band lokal Mulai dari Kompilasi “For You Persigo”, rilis Album band 4 Wd Vs Juragan yang semuanya di medio 2009, Perilisan Album Iteneps “We Are Undergroundthallo” (2010) dan disusul dengan perilisan Album Polahi di tahun 2012, Perilisan Album Kompilasi “Satu Anthem” (2012), rilisan Kompilasi “Gorontalo Movement” (2014)

Setelah fase 2014 hingga sekarang, banyak sekali transisi teman-teman yang ada di skena musik kita. Mulai dari teman-teman yang disibukan dengan pekerjaan, dari mulai fokus bekerja dan mengurus keluarga, banyaknya teman-teman baru dengan membawa referensi baru di skena musik kita, sampai adanya sub culture-sub culture baru yang otomatis memberikan warna terbaru dalam skena musik kita, terlebih lagi dari proses kreatif.

Kedepannya kita akan menjadi skena yang tumbuh sehat dengan saling mensupport satu sama lain, menghargai sebuah proses dalam berkomunitas, menghilangkan ego antara senioritas dalam skena, menghargai sebuah karya dan di suatu saat nanti bisa merasa bangga dengan komunitas yang pernah kita bangun bersama. (**)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60