Pojok6.id (Gorontalo) – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku ngeri membayangkan lonjakan pasien covid-19 di Jakarta dan pulau Jawa pada umumnya. Ia tidak menginginkan hal tersebut terjadi di Gorontalo dan berdampak bagi masyarakat.
“Saya mohon dengan sangat semua pemangku kepentingan harus terlibat (melawan covid-19). Paling utama dukungan dari masyarakat. Kalau enggak ada urusan, diam dulu di rumah. Enggak usah dulu nongkrong di cafe enggak pake masker, duduk berdekatan,” kata Rusli saat menggelar konferensi pers, Senin (12/7/2021).
Kekhawatiran Gubernur Rusli bukan tanpa alasan. Varian Delta Covid-19 terkonfirmasi sudah menjangkiti salah satu warga Gorontalo sejak April 2021. Varian yang disebut-sebut paling mematikan itu bukan tidak mungkin menjadi pandemi di Gorontalo seperti halnya di pulau Jawa.
Rusli mengisahkan bagaimana salah satu rekannya anggota DPR RI di Jawa yang terkonfirmasi positif harus ditolak delapan rumah sakit karena penuh. Bagaimana nasib mertua dari ponakannya yang harus menunggu 18 jam untuk bisa dimakamkan dengan protokol kesehatan.
“Inilah yang kami khawatirkan. Hal ini pasti bisa terjadi di Gorontalo ketika pemerintahnya diam, aparatnya diam dan tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Apapun yang kami lakukan kalau tidak didukung, tidak dipatuhi bahkan menantang maka bukan tidak mungkin hal itu terjadi di Gorontalo,” tegasnya.
Dari aspek tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang ada, Gorontalo juga serba terbatas. Rumah sakit rujukan covid-19 baru ada dua dengan kapasitas 160 tempat tidur. Ventilator hanya puluhan unit hingga dokter ahli paru yang hanya dua orang.
“Bayangkan kalau terjadi di Gorontalo? Tadi di Kepri, Gubernurnya teman saya, positif covid juga. Virus ini tidak mengenal siapa saja untuk menularkan,” sambungnya.
Sejumlah langkah sudah diambil oleh pemerintah provinsi, kabupaten, kota dan unsur forkopimda untuk mengantisipasi lonjakan pasien covid-19. Diantaranya dengan memperketat pintu masuk udara dan laut ke Gorontalo.
Setiap penumpang yang tiba di Gorontalo di bandara maupun pelabuhan dilakukan test antigen. Bagi yang reaktif tidak bergejala dikarantina terpusat di asrama haji Kota Gorontalo sambil menunggu hasil Swab RT-PCR. Bagi yang reaktif bergejala langsung diisolasi di RS Ainun.
Gubernur Rusli juga sudah mendatangi produsen oksigen PT Anenka Gas Industri (AGI) di Kecamatan Limboto Barat. Mereka diminta menyiapkan produksi oksigen lima kali lebih banyak dari kebutuhan bulan tertinggi jika sewaktu waktu hal buruk terjadi.
Berbagai rumah sakit di kabupaten dan kota juga ditinjau kesiapannya untuk menampung pasien. Setiap Pemda diminta punya rencana A dan B dengan semua kemungkinan terburuk.
Di sisi lain, bupati dan wali kota didorong untuk lebih tegas menindak pelaksanaan PPMKM Mikro di daerah. Jam operasional tempat makan, swalayan, restoran dan cafe di atas pukul 21.00 WITA agar ditertibkan. Terlebih jika tidak menerapkan protokol kesehatan. (adv)