Wujudkan Pendidikan Inklusif, Dikbud Provinsi Gorontalo Dorong Peran Strategis Guru Lewat Webinar

Kegiatan Webinar bertajuk "Peran Strategis Guru dalam Pemberian Layanan Siswa Berkebutuhan Khusus di SMA/SMK se-Provinsi Gorontalo", yang digelar Bidang GTK Dikbud Provinsi Gorontalo secara daring. (Foto: Istimewa)

Pojok6.id (Gorontalo) – (Dikbud) Provinsi Gorontalo terus menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan pendidikan inklusif.

Hal tersebut ditunjukkan dengan pelaksanaan Webinar bertajuk “Peran Strategis Guru, dalam Pemberian Layanan Siswa Berkebutuhan Khusus di SMA/SMK se-Provinsi Gorontalo”.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dikbud Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Yayasan Tuna Rungu Hellen Wimberty, dengan menghadirkan narasumber utama, Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dr. Agus Irawan Sensus, M.Pd., dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Rusli Wahjudewey Nusi.

Read More
banner 300x250

Dalam sambutannya, Rusli menekankan bahwa menjadi guru pendamping bukanlah sekadar peran tambahan, melainkan tugas kemanusiaan yang mulia. Sebab membutuhkan kesabaran, empati, dan keyakinan bahwa setiap anak adalah unik dan berharga.

“Kegiatan ini dirancang untuk membekali para pendidik, dengan pengetahuan dan pemahaman dalam menghadapi tantangan pendidikan inklusif,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid GTK Dikbud Provinsi Gorontalo, Siti Maria Lahidjun, menyampaikan bahwa webinar ini merupakan salah satu bentuk inovasi untuk meningkatkan kompetensi guru SMA dan SMK di bidang layanan inklusi.

“Layanan pendidikan untuk siswa berkebutuhan khusus harus dimulai sejak proses awal penerimaan peserta didik baru. Pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik, sejak awal sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran selanjutnya. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas guru dalam aspek identifikasi, pendekatan pedagogis, serta komunikasi efektif dengan siswa dan orang tua,” ungkapnya.

Ia berharap webinar ini menjadi pemicu kesadaran kolektif, bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar kewajiban, melainkan kebutuhan bersama. Sebab pihaknya akan terus berupaya menciptakan program-program pengembangan profesionalisme guru yang relevan dan berkelanjutan.

“Kedepan, pelatihan-pelatihan lanjutan akan digelar sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini. Sehingga diharapkan hasil dari webinar ini tidak berhenti pada tataran pemahaman, tetapi juga diimplementasikan secara nyata di sekolah-sekolah,” pintanya.

Menurutnya kegiatan ini sekaligus menegaskan komitmen Provinsi Gorontalo, untuk menjadi daerah yang mendukung pendidikan inklusif secara menyeluruh.

“Dengan semangat kolaborasi dan kemanusiaan, dunia pendidikan di Gorontalo terus bergerak, menuju sistem yang lebih adil dan merata bagi semua anak bangsa,” tukasnya.

Di kesempatan tersebut, narasumber, Agus Irawan Sensus dalam materinya menyampaikan, bahwa pentingnya memahami karakteristik dan kebutuhan individual siswa berkebutuhan khusus di jenjang pendidikan menengah. Kemudian membahas strategi dan pendekatan pembelajaran, yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah inklusi.

Ia juga berpesan, bahwa keberhasilan layanan pendidikan inklusif tidak hanya terletak pada ketersediaan fasilitas, tetapi juga pada kesiapan guru dalam mendampingi siswa secara utuh. Materi yang disampaikan mencakup aspek identifikasi awal, penyusunan program pembelajaran individual (PPI), serta pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua.

Diketahui untuk total peserta yang mengikuti kegiatan ini mencapai 300 orang yang terdiri dari guru, kepala sekolah, dan pengawas dari berbagai SMA dan SMK di Provinsi Gorontalo. Kegiatan tersebut juga dipandu langsung oleh Ester Yungiger selaku host.

Kemudian para peserta terlihat sangat antusias mengikuti sesi ini, ditandai dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi interaktif selama berlangsungnya webinar. Kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi para guru mengenai praktik-praktik inklusif yang sudah dan akan dilakukan di sekolah masing-masing.

Dalam sesi tanya jawab, berbagai tantangan dan solusi praktis dibahas bersama narasumber. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi teknis guru, tetapi juga memperkuat perspektif inklusif dalam dunia pendidikan. Webinar ini menjadi salah satu langkah strategis untuk membangun lingkungan belajar yang ramah, terbuka, dan adil bagi semua siswa. (Adv)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60