JAKARTA – Hidup sebagai sepasang suami-istri menjadikan hubungan tanpa sekat. Berbagai aktivitas personal bisa dibicarakan dan dilakukan secara bersama sama. Pengecualiannya ada pada hubungan kerja formal. Hal itu disadari betul oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
Dengan mengesampingkan hubungan personalnya dengan Idah Syahidah, sang istri, Gubernur Rusli datang bertamu ke ruang kerja Anggota Komisi VIII DPR RI itu di kompleks Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Kunjungan itu menjadi yang pertama dilakukan Rusli usai Idah dilantik bulan Oktober 2019 lalu. Sebagai seorang kepala daerah, kehadiran mantan Bupati Gorontalo Utara di Senayan untuk membawa sejumlah aspirasi masyarakat yang menjadi kerja komisi yang membidangi masalah sosial itu.
“Tadi bapak sampaikan untuk memperjuangkan adanya panti sosial untuk anak terlantar, gelandangan, lansia dan lainnya. Nah di Gorontalo kan belum ada, makanya bapak minta supaya bisa dianggarkan di Kementrian Sosial,” ucap Idah usai pertemuan.
Hal lain yang dibahas yakni menambah kuota untuk bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Beras Sejahtera (Rastra). Secara khusus, Idah berharap agar pemerintah provinsi terus mendorong perbaikan data warga miskin melalui verifikasi dan validasi lapangan seperti yang dilakukan pemprov akhir tahun 2019 lalu.
“Inisiatif yang dilakukan pemprov kemarin sangat baik agar data penerima bantuan menjadi tepat sasaran. Kemarin kan pendataannya baru sebatas data jaminan kesehatan, nah kami mendorong agar penerima bantuan sosial juga ikut didata,” imbuh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo itu.
Gubernur Rusli sejak beberapa hari terakhir intens bergerilya di ibu kota. Sejumlah agenda ia ikuti salah satunya untuk memperjuangkan nasib 4608 tenaga honorer Pemprov Gorontalo yang terancam di rumahkan. Ia menemui Menteri Dalam Negeri dan Menpan-RB untuk berkonsutlasi masalah tersebut. (Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo