Pojok6.id (Opini) – Sejarah telah mengukir, bahwa pada tanggal 23 Januari 1942 adalah Hari Proklamasi Gorontalo dari para penjajah, dan merupakan momen sejarah rakyat Gorontalo memproklamasikan kemerdekaan oleh tokohnya Nani Wartabone. Proklamasi ini dilaksanakan 3 tahun lebih awal dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta tahun 1945, oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohamad Hatta. Wajar jika seluruh masyarakat Gorontalo tidak pernah lupa akan hari kemerdekaan bangsanya pada tanggal 23 Januari 1942.
Perjuangan pahlawan Nani Wartabone untuk merebut kemerdekaan Gorontalo tahun 1942, tidak hanya diperingati setiap tahun dengan perayaan-perayaan ceremonial saja, tetapi harus dimaknai dan dilanjutkan oleh generasi muda (milenial), dan sudah menjadi kewajiban generasi muda untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang diraih dengan susah payah melalui perjuangan mempertaruhkan jiwa dan raganya.
Untuk mensyukuri dan menghormati nikmat kemerdekaan yang telah dipersembahkan oleh pahlawan pejuang bangsa kita itu, maka perlu generasi pelanjut (milenial) saat ini untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing.
Menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pejuang bangsa dengan cara meneruskan amanat cita-cita, memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan jalan meningkatkan kemandirian bangsa dengan jalan memperkuat sendi-sendi kehidupan bangsa di segala bidang.
Generasi milenial merupakan agen perubahan, yang memiliki tanggungjawab melanjutkan perjuangan kemerdekaan dan mempertahankannya. Cara mengisi kemerdekaan bagi generasi muda/milenial, dengan cara belajar sungguh-sungguh, meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peran lainnya, untuk membangun bangsa secara merata di segala bidang, khususnya untuk daerah Gorontalo, seperti:
1. Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup
Menjaga kelestarian lingkungan alam Indonesia, terutama Gorontalo, merupakan kewajiban sekaligus tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara Indonesia, khususnya generasi muda/milenial penerus bangsa. Hal ini kita lakukan demi menjaga keseimbangan antara kita dan lingkungan sekitar kita. Penyelamatan lahan kritis, merupakan salah satu penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan. Jangan sampai lingkungan kita hancur karena ulah kita sendiri, meskipun peraturan pemerintah sudah ada, tetapi masih banyak manusia yang belum sadar dalam pelestariannya yang merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi.
Pentingnya menjaga lingkungan wajib harus kita tanamkan sejak dini, penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan, polusi air dari limbah industri pertambangan liar, bukan merupakan masalah yang baru lagi, yang seharusnya dibenahi sesegera mungkin. Lingkungan yang merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang ada di muka bumi, termasuk kita manusia, hewan, dan tumbuhan harus kita jaga kelestariannya.
Apabila lingkungan alam tidak ada, maka manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup. Kerusakan lingkungan yang ada karena ulah dari manusia yang tidak bertanggung jawab. Contoh seperti menebang pohon secara liar yang tidak diselingi dengan penanaman pohon Kembali, sehingga hutan menjadi gundul dan tanah tidak dapat menyerap air, bahkan pohon tidak dapat menghirup karbondioksida di udara. Ulah manusia tersebut dapat berakibat fatal, ada karena atas nama bisnis/ekonomi, tetapi mengesampingkan lingkungan tanpa memikirkan anak cucu kelak.
Oleh sebab itu, agar bencana alam tidak terulang terus-menerus, kita sebagai manusia yang hidup dimuka bumi yang telah diberikan kekayaan alam yang melimpah, seharusnya kita berterima kasih kepada Tuhan Pencipta sekarang, generasi muda milenal bersama pemerintah Gorontalo dan stakeholder lainnya bergandengan tangan menjaga lingkungan alam/hidup ini untukmasa depan kehidupan kita.
2. Melakukan Pengabdian Pada Masyarakat
Memberikan inovasi dan mengedukasi penduduk Gorontalo, anak muda/milenal bersama pemerintah Gorontalo dan stakeholder lainnya bergandengan tangan memajukan untuk membuat produk hasil kerajinan tangan, dan makanan khas Gorontalo dapat dikenal di pasaran, supaya bisa mampu bersaing dengan produk-produk makanan lainnya.
Mandiri dalam kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat, seperti memperkenalkan produk kerajinan dan makanan khas daerah Gorontalo kepada masyarakat Indonesia, supaya lebih dikenal di pasar nasional sampai mampu bersaing dengan produk-produk kerajinan dan makanan khas daerah lainnya.
3. Mendukung Perkembangan Produk Lokal
Bersama pemerintah Gorontalo dan stakeholder lainnya dapat bergandengan tangan memajukan perkembangan produk lokal, karena banyak anak muda/milenial lebih merasa bangga saat menggunakan produk dari brand-brand ternama di dunia, tanpa disadari hal tersebut justru dapat mematikan pertumbuhan dari brand-brand lokal yang beberapa diantaranya juga memiliki kualitas produk yang tidak kalah dengan brand luar yang banyak bermunculan dalam berbagai bidang.
Jika generasi molenial merasa bangga menggunakan produk dalam negeri, maka akan mendukung perkembangan brand tersebut, bahkan juga mampu mendorongnya untuk dikenal oleh masyarakat dunia.
4. Memajukan Sektor Pendidikan
Bersama pemerintah Gorontalo dan stakeholder lainnya dapat bergandengan tangan memajukan sumber daya manusia (SDM). Aset terbesar dari suatu daerah / negara bukanlah sumber daya alamnya (SDA), melainkan sumber daya manusia (SDM). Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kepedulian dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga generasi muda (milenial).
Untuk mencapai itu, hal terpenting adalah memerdekakan generasi muda melakukan perbaikan dari keterbatasan itu dengan bisa berkontribusi di bidang masing-masing, dan bisa masuk ke daerah-daerah yang belum terjamah dipinggiran Gorontalo, dengan maksud tujuan dari hikmah kemerdekaan 23 Januari itu bisa tercapai.
5. Mengenalkan Budaya Daerah Kepada Dunia Luar
Untuk mengisi kemerdekaan, bersama pemerintah Gorontalo dan stakeholder lainnya dapat bergandengan tangan, kaum muda / milenial dapat membuat even dengan sponsor untuk lebih memperkenalkan budaya-budaya lokal Gorontalo dunia luar (senusantara bahkan bisa sampai dunia).
Budaya menjadi bagian penting dan tidak bisa dilepaskan dari nama suatu daerah dan bangsa, bahkan budaya bisa dikatakan sebagai hal yang dapat menjadi representasi dari daerah, bangsa dan negara.
Sejarah juga telah mencatat selain pahlawan Nani Wartabone, banyak tokoh-tokoh keturunan Gorontalo yang harum namanya, terukir menjadi tokoh nasional bahkan menjadi tokoh dunia, seperti alm. Prof. Dr. Ing. Bachrudin Jusuf Habibie (Presiden ke-3 dan ssalah seorang ahli pesawat terbang dunia), Dr. H.B. Jassin (kritikus sastra Indonesia), Prof. Aloei Saboe (dokter pejuang), Prof. Jus Badudu (pakar bahasa Indonesia/linguistika Indonesia), Prof. J.A. Katili (ahli gunung berapi Indonesia), M. Toyib Gobel (pelopor industri elektronik Indonesia), dan Djalaluddin (penerbang/Letkol TNI-AU) yang hilang bersama pesawat herculesnya dalam operasi Dwikora di Malaysia.
Oleh karena itu, untuk mengisi kemerdekaan yang sesungguhnya diperlukan generasi muda / milenial untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui Pendidikan yang tepat guna dan siap pakai sesuai kebutuhan dan tantangan globalisasi dunia.
Sekian salam penulis. (**)