Gorontalo – Untuk menjadi wadah mediasi antara para pemuda yang aktif di komunitas kerelawanan dengan pihak pemerintah dan akademisi, sejumlah pemuda dari lintas komunitas menggelar diskusi publik terkait Kerelawanan Pemuda.
Diskusi publik yang dilaksanakan di Mary Coffee, Jalan Nani Wartabone (Ex Jalan Pandjaitan), Sabtu (22/9/2018), turut dihadiri oleh puluhan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, perwakilan organisasi pemuda, dan mereka yang aktif di komunitas relawan.
Saat diwawancara, Eko Putra Nasaru, salah satu panitia pelaksana mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk memediasi antara para pemuda yang aktif di komunitas kerelawanan dengan pihak pemerintah dan akademisi.
“Tujuan adalah agar masing-masing pihak ini dapat bersinergi, agar apa yang dilakuakan oleh teman-teman di komunitas ini bisa lebih baik, bisa lebih besar menjangkau masyarakat yang membutuhkan pertolongan mereka,” kata Eko.
Menurutnya, saat ini para pemuda yang aktif di komunitas kerelawanan seakan menjadi oposisi, sekaligus menjadi solusi dari permasalahan yang ada di masing-masing kabupaten kota bahkan provinsi.
Sementara itu, Eduart Wolok, yang hadir sebagai salah satu narasumber kepada awak media mengatakan, pemuda hari ini jangan hanya menjadi objek semata.
“Pemuda harus bisa menjadi inisiator dan kontributor terhadap perubahan dan kondisi yang ada di sekeliling, agar menjadi lebih baik,” kata Eduart, yang juga menjadi salah satu kandidat calon Rektor UNG ini.
Selain Eduart Wolok, narasumber yang dihadirkan dalam diskusi kali ini diantaranya, Andi Anger Sutawijaya (Direktur Turun Tangan) dan Wakil Bupati Gorontalo Utara Terpilih, Thoriq Modanggu. (idj)