GORONTALO – Yayasan Bina Mandiri Gorontalo menggabungkan dua Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi Universitas Bina Mandiri (UBM) Gorontalo. Dua sekolah tinggi tersebut yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Bisni Gorontalo dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Mandiri Gorontalo.
Penetapan itu sesuai dengan surat keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia nomor: 1033/KPT/I/2019 pada tanggal 18 Oktober 2019 lalu.
Ketua Yayasan Bina Mandiri Gorontalo Aziz Rachman mengatakan, penggabungan dua PTS tersebut merupakan upaya untuk mengembangkan perguruan tinggi. Karena menurutnya, perubahan status menjadi universitas mempermudah dalam tata kelola.
“Namanya sekolah tinggi itu sangat terbatas, terbatas dalam tata kelola. Dalam tata kelola pengambilan kebijakan berkaitan dengan program studi,” kata Aziz pada acara syukuran dan launching perubahan nama dua PTS menjadi Universita Bina Mandiri Gorontalo, Kamis (07/11/2019).
Azis mengatakan dalam penggabungan tersebut pihaknya menawarkan pembeda atau konten dalam program studi yang akan dibuat.
Ia juga menambahkan perubahan nama menjadi UBM Gorontalo tidak akan mengubah akreditas oleh kedua PTS.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IX C Gorontalo Muhammad Isman Jusuf mengatakan meski secara jumlah perguruan tinggi di Gorontalo berkurang namun dengan perubahan status sekolah tinggi tersebut menambah status bentuk universitas di Gorontalo.
“Kami tentu sangat gembira dari PTISI. Karena memang secara nominal kami berkurang, dalam data kami itu ada 14 PTS dengan bergabungnya STIM Bisnis dan STIKES Bina Mandiri, sehingga berkurang menjadi 13,” kata Isman.
Ia berharap dengan perubahan status UBM Gorontalo dapat berpartisipasi dalam menambah Angka Partisipasi Kasar (APK) atau menambah jumlah fakultas dan program studi.
“Tentu kita berharap UBM bisa menambah jumlah fakultas dan program studi. Saya lihat di brosurnya saat ini masih 2 fakultas dan 8 program studi. Tentu kedepan kami berharap ini perlu ditambah karena kebutuhan Provinsi Gorontalo cukup tinggi untuk beberapa prodi tertentu,” katanya. (IYS)