Dilema Memilih Bertani Jagung Atau Padi Ladang

(ilustrasi) petani jagung. Foto: istimewa

Gorontalo – Masyarakat Desa Otopade, Kecamatan Bongomeme sejak lama terbiasa bertani . Dengan hasil tani, itu dapat menunjang kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun saat ini harga jagung di tengkulak menurun hingga Rp. 2.400 di Tengkulak.

Masyarakat yang sejak lama bertani Jagung itu mendapat bantuan bibit 3 karung, dengan isi per-satu karung 5 kg. Bantuan itu diberikan pemerintah melalui kelompok tani, kurang lebih sejak 3 bulan lalu oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo.

Hingga saat ini sejak bantuan padi ladang diberikan, banyak Desa Otopade enggan menanam padi ladang dikebunnya. Salah satu petani Otopade, Yahya Hasan, bingung harus diapakan bantuan padi ladang yang diberikan itu.

Read More
banner 300x250

“Mereka (pemerintah) memberikan 3 karung bantuan bibit padi ladang. Per karung isinya lima kilogram, dan sampai sekarang kami tidak tahu mau diapakan bantuan ini, mau ditanam pun kami tak tahu caranya menanam padi seperti ini,” ujar Yahya seraya menunjukan padi bantuan itu (27/02/19).

Yahya juga mengatakan tidak ada sosialisasi mengenai padi ladang. Hal itu pula yang membuat Yahya kebingungan mau diapakan bibit tersebut. Seharusnya pemerintah memberikan sosialisi mengenai tata cara bertani padi ladang.

“Kita masyarakat disini terbiasa menanam jagung dan hasil kelapa. Tiba tiba diberikan bantuan bibit, tapi tidak ada sosialisasi. Kita disini juga bingung mau diapakan bantuan ini,” ungkapnya kepada awak pojok6.com.

Dan sampai sekarang bantuan padi ladang milik Yahya masih dibiarkan di gudang, tanpa tahu harus ditanam atau tidak. Karena bertani jagung menurut dia masih dapat ditakar keuntungan yang didapatnya, daripada mencoba bertani padi ladang yang tidak tahu pasti keuntungan yang didapat nantinya dan bagaimana cara merawatnya. (KT-05)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60