GORONTALO – Tudingan terkait kader NU yang tidak peduli terhadap isu-isu terorisme dan radikalisme, langsung ditanggapi oleh Dewan Ahli Ikatan Sarajana Nahdlatul Ulama (ISNU), Arianto Mopangga.
Arianto mengatakan, secara organisasi ISNU akan menjadi garda terdepan jika berbicara kedaulatan NKRI.
“Ketua Umum ISNU sempat menyatakan bahwa semua kader NU akan tersayat hatinya jika ada yang mengganggu keutuhan NKRI. Artinya tidak ada ruang bagi radikalisme dimata kader NU,” kata Arianto.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan Darul Mistaq (Negara Kesepakatan). Sejak dulu dan sudah disampaikan Rois AM berulang-ulang, bahwa Pancasila dan UUD 1945 sebagai ittifqan Akhawiyah, kesepakatan saudara sebangsa dan setanah air.
“Jadi jika dituding ada kader atau pengurus NU tidak memiliki visi dan misi yang konsen pada persoalan radikalisme dan terorisme itu perlu memahami sejarah berdirinya NKRI, tudingan ini juga melukai hati kader-kader NU di Gorontalo,” kata Arianto lagi.
Seperti diketahui, Ketua Pengurus Wilayah ISNU Gorontalo Dr. Eduart Wolok merupakan 1 dari 3 kandidat rektor yang diusulkan panitia pilrek Universitas Negeri Gorontalo ke Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) Republik Indonesia.
“Sekarang mulai ada pihak-pihak yang memperkeruh keadaan dengan tudingan-tudingan yang dinilai menyerang dan menjatuhkan calon rektor lainnya,” ungkap Arianto.
Arianto juga berharap proses pemilihan rektor UNG berjalan normatif dan sesuai aturan.
“Bahwa menteri punya hak suara 35% itu merupakan kewenangan menteri diberikan kepada calon yang berdasarkan visi dan misinya bisa membawa UNG Unggul dan Berdaya Saing,” pungkas Arianto.(Rls)