Adhan Dambea Soroti Tantangan Kemiskinan Setelah 23 Tahun Pemekaran Gorontalo

Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea saat diwawancarai oleh awak media, di ruang Komisi I, Selasa (5/12/2023) Foto Istimewa

Pojok6.id (DPRD) – Anggota , , mengungkapkan sumber motivasi pemekaran provinsi ini, bermula dari tantangan kemiskinan masyarakat Sulawesi Utara.

Hal itu disampaikan Adhan, usai mengikuti peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Provinsi Gorontalo, Selasa (5/12/2023).

Adhan Dambea, yang saat itu menjadi anggota DPRD Kota Gorontalo, terlibat dalam memberikan rekomendasi untuk memisahkan Gorontalo dari Sulawesi Utara.

Read More
banner 300x250

Pertimbangan utama pemekaran tersebut, menurutnya adalah kondisi ekonomi masyarakat yang berada dalam kemiskinan. Namun, dalam perjalanan 23 tahun sejak pemekaran, Ia mengatakan bahwa situasinya belum menunjukkan perubahan yang signifikan.

“Kami start dari kemiskinan, dan sampai saat ini, Gorontalo masih menjadi salah satu daerah termiskin di Indonesia,” ungkapnya.

Dirinya melanjutkan dengan memberikan data terkait penurunan tingkat kemiskinan di Gorontalo. Antara tahun 2000 hingga 2012, terdapat penurunan sekitar 12 persen, namun, dalam 10 tahun berikutnya, hingga 2022, penurunan tersebut hanya mencapai beberapa persen saja.

“Tingkat kemiskinan di Gorontalo saat ini masih berada di angka lebih dari 15 persen,” tambahnya

Dengan keterbatasan perubahan yang terlihat, Ia bahkan pernah menyuarakan pendapat bahwa lebih baik Provinsi Gorontalo kembali menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Utara.

“Saya minta pencetus Provinsi Gorontalo untuk bertanggung jawab. Mereka harus bertemu dengan bupati / walikota untuk merumuskan bagaimana membangun Gorontalo ini,” tegas Politisi PAN itu.

Terakhir, Adhan menyampaikan bahwa sebagian besar yang diperoleh Gorontalo dalam 23 tahun ini adalah persoalan hukum.

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60