GORONTALO – Sebanyak tujuh warga disabilitas penyandang tuna grahita berkesempatan mengikuti pendidikan kemandirian di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/07/2019). Pendidikan selama 6 bulan itu diikuti oleh satu orang pendamping dan perwakilan orang tua.
Balai Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Intelektual dari Kementrian Sosial RI di Palu melatih dan mendidik intelektual Tuna Grahita akar bisa beraktivitas seperti orang pada umumnya. Mereka dididik dan dilatih ragam keterampilan seperti menjahit, tata boga dan tata rias.
“Sebenarnya kegiatan semacam ini sudah ada sejak tahun 2000. Tapi belakangan karena pendanaan yang semakin minim maka yang dibiayai hanya peserta, pendamping tidak dibiayai. Jumlah yang ikut juga tidak banyak,” curhat Pendamping Disabilitas Provinsi Gorontalo, Risna Karim.
Risna menyebut para penyandang disabilitas Gorontalo terbilang cukup banyak. Ia mencatat ada 5.816 penyandang disabilitas yang tersebar di 5 kabupaten dan 1 kota. Rinciannya 647 orang di Kota Gorontalo, 2.003 orang di Kabupaten Gorontalo, 639 di Gorontalo Utara, serta Pohuwato, Bone Bolango dan Boalemo masing masing 1.150, 981 dan 396 orang.
Angka itu belum termasuk kategori Anak Dengan Kecacatan (ADK). Di Kota Gorontalo ada 184 orang, Kabupaten Gorontalo 305 orang, Gorut 14 orang, Pohuwato 124 orang serta Bone Bolango dan Boalemo masing-masing 232 dan 169 orang.
“Di sisi lain perhatian bagi mereka sangat minim. Kami sudah keliling ke semua Dinas Sosial tapi jawabannya sama ya tidak ada anggarannya. Beruntung ibu Idah Syahidah selaku Bunda Asuh Disabilitas memberi banyak perhatian kepada mereka. Untuk pelatihan kami didanai dalam hal transportasi dan akomodasi,” imbuhnya.
Istri Gubernur Gorontalo itu dinilainya sangat peduli terhadap kondisi anak disabilitas. Selain mendorong untuk pengembangan keterampilan di luar daerah, Idah aktif membantu dalam hal pendampingan warga berkebutuhan khusus tersebut. (Adv)
Sumber : Humas Pemprov Gorontalo