BONE BOLANGO – Tadarus puisi tujuh hari tujuh malam dibaca tanpa henti selama 168 jam. Tadarus puisi ke-IX kali ini dilaksanakan di dua tempat yakni; di gedung Balai Pertemuan Umum (PBU) Desa Talumopatu dan Desa Huntu, Kabupaten Bone Bolango.
Penggagas tadarus puisi, Zulkipli menceritakan awalnya kegiatan itu dilakukan oleh para mahasiswa Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) Universitas Negeri Gorontalo (UNG).Seiring berjalannya waktu kegiatan berpuisi itu pun sudah menjadi kebudayaan di Gorontalo.
“Sejak tahun keempat atau tahun kelima, tadarus puisi sudah menjadi milik kebudayaan (Gorontalo). Dari pelaksanaan tahun pertama sampai tahun kedelapan, kami melihat tadarus sebagai pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh teman-teman yang bergerak di bidang kebudayaan,” kata Zulkipli yang juga dosen di UNG itu.
Ia pun mengutip kalimat presiden puisi Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri yang pernah menghadiri tadarus puisi di Gorontalo. Saat itu Sutadrji mengatakan tadarus puisi seharusnya sudah dapat masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) dan bahkan sudah memecahkan rekor dunia. Tetapi Zulkipli mengatakan tujuan dari berkegiatan tadarus puisi itu bukan untuk memecahkan MURI.
“Bagi kami itu menjadi sesuatu yang tidak penting, karena kalau itu tujuan kami maka sebenarnya sudah berhenti di tadarus puisi yang pertama atau yang kedua ya, tidak bisa segila sampai 9 tahun saya pikir,” katanya.
Zulkipli mengaku ada perbedaan pelaksanaan tadarus puisi disbanding tahun sebelumnya. Perbedaannya yaitu tadarus puisi diselenggarakan oleh Paguyuban Himpunan Mahasiswa Tapa-Bulango di Desa Talumopatu.
“Ini sesuatu yang menggembirakan, kegiatan-kegiatan kebudayaan itu menjadi milik kita bersama, tidak dikhususkan kepada orang-orang yang memang bergerak di bidang kebudayaan itu sendiri,” katanya.
Tadarus puisi ini berlangsung sejak tanggal 20 sampai 23 di Desa Talumopatu dan berlanjut 24 sampai 26 Desember di Desa Huntu yang dirangkaikan dengan Maa Ledungga. Turut terlibat pada kegiatan tersebut diantaranya; Komunitas Teater Peneti, Huntu Art Distrik, Tupalo, Galeri Riden Baruadi, Japesda, Timur Tualang, Hulontalo Etnic dan Saksana Musik. (IYS)