Tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa Berlabuh di Torosiaje

Tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa yang berlabuh di Torosiaje, Kecamatan Popayato kabupaten Pohuwato, Gorontalo Sabtu (12/1). Foto : istimewa

Pohuwato – Tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa akhirnya berlabuh di Torosiaje, Kecamatan Popayato kabupaten Pohuwato, Gorontalo Sabtu pagi (12/02/2019).Ini merupakan perjalanan panjang dari tim ekspedisi dengan misi membangkitkan kesadaran tentang mengelola lingkungan ekosistem laut yang digagas oleh Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia dan Yayasan Makassar Skalia.

Sejak pagi, para warga Torosiaje Serumpun telah berkumpul di desa Torosiaje untuk menyambut dan menyaksikan secara langsung kapal tradisional Sulawesi Selatan. Kedatangan tim ekspedisi itu disambut dengan prosesi adat suku Bajo,yang merupakan bentuk ucapan selamat datang kepada seluruh anggota tim terhadap seluruh anggota tim.

Ikbar Salam, Staf Ahli bidang Kemasyarakatan dan SDM, Pemda Pohuwato mengatakan kedatangan tim tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa diharapkan dapat membantu berbagai potensi laut dan wilayah pesisir yang dimiliki masyarakat Bajo. Seluruh potensi itu diharapkan bisa diteliti sebagai upaya pengembangan.

Read More

“baik itu sektor wisata, perikanan dan budaya yang dimiliki” kata Ikbar Salam.

Kepala desa Torosiaje, Jekson Sompah mengungkapkan sebagai salah satu desa wisata di Pohuwato, Torosiaje masih memiliki masalah ketersediaan air bersih yang masih sulit diperoleh. Air bersih merupakan keperluan mendesak dan perlu segera diselesaikan.

Tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa akhirnya tiba di Torosiaje, Kecamatan Popayato kabupaten Pohuwato, Gorontalo Sabtu (12/1). Foto : istimewa

“air bersih itu kebutuhan yang mendesak. Itu kendala yang ada di Torosiaje. Tolong disampaikan ke pusat. Siapa tahu pak Presiden melihat yang ada di Torosiaje,” harapnya.

Rahman Dako, pengurus ISKINDO kehadiran tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa memiliki arti penting bagi masyarakat Bajo. Dari sisi sejarah, kapal itu pernah berlabuh di Torosiaje sekitar tahun 1970an. Kedatangan Kapal itu untuk kedua kalinya diharapkan mampu memberikan semangat dan ide ide baru untuk perjuangan mengelola sumber daya laut dan pesisir.

“Semoga kehadiran teman teman tim ekspedisi mampu membangkitkan semangat itu,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan tim tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa, Idham menyatakan kapal Pinisi yang dipakai buat ekspedisi awalnya dibuat untuk membantu pendidikan dengan mengajar anak anak SD selama setahun sejak pertama kali dibuat. Di tahun kedua, tim merencanakan untuk melayarkan kapal Pinisi dengan rute 74 lokasi diseluruh Indonesia dan berakhir tepat 17 Agustus 2019. Tim terdiri dari 6 ABK dan 6 relawan yang terus berganti setiap rutenya.

Ia mengungkapkan seluruh hasil penelitian tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa akan dibuat dalam bentuk tulisan maupun film untuk disampaikan ke Presiden. “semua perjalanan ini kami dokumentasikan, termasuk pengadaan air bersih dari warga Torosiaje akan kami teruskan. Siapapun presidennya nanti” tegasnya.

Rencananya setelah melakukan kegiatan di Torosiaje, tim Ekpedisi Pinisi Bakti Nusa akan melanjutkan perjalanan ke Kota Gorontalo untuk melakukan sejumlah kegiatan sosial dan penelitian. [*]

Related posts