DUNIA – Kenya menutup sekolah pada pertengahan Maret 2020 sebagai langkah untuk membendung laju infeksi virus corona, yang telah menewaskan hampir 1.700 orang di negara itu, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
Ken Ouko, bapak empat anak, mengkhawatirkan para siswa yang tidak mengindahkan protokol kesehatan ketika mereka kembali ke sekolah dan akan membawa virus pulang kerumah.
“Akan ada beberapa tingkat perlindungan tetapi anak-anak masih tetap akan bermain bersama. Apa yang kami perhatikan pada hari sekolah adalah anak-anak ini bahkan tidak mencuci tangan, meskipun mereka sudah disuruh mencuci tangan, dan mereka masih saling menyentuh,” katanya.
“Mereka bermain sepak bola bersama, mereka mengendarai sepeda bersama. Saat mereka di dalam bus, mereka bermain bersama. Menurut saya, tidak mudah untuk mengontrol mereka,” lanjut Ouko.
Menteri Pendidikan, George Magoha mengunjungi salah satu sekolah di kota Nairobi, mengatakan orang tua harus berusaha tetap posifif karena dengan pembukaan sekolah kembali anak-anak bisa melanjutkan pelajaran mereka.
“Ketika Anda melihat semangat gurunya dan semangat anak-anak, apakah mereka membutuhkan dorongan? Ayo kita berikan mereka semangat, itu saja yang bisa saya katakan hari ini. Kami mungkin tidak sempurna, dan banyak anak-anak disini. Jika air menjadi kendala, kami siap untuk menjamin mereka ada air, jadi mereka bisa cuci tangan ketika keluar,” katanya.
Para guru mengatakan akan sulit untuk mengarahkan mereka agar menjaga jarak, karena kebanyak sekolah tidak memiliki ruang yang cukup untuk menyebarkan para siswa.
Seorang professor Virologi dan imunologi di Universitas Nairobi Omu Anzala, mengakui bahwa menjaga jarak sosial menjadi kendala yang sulit bagi-anak abak sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta.
Dia mengatakan sekolah dapat mengikuti protokol kesehatan lain untuk melawan penyebaran virus corona.
“Kami ingin menegakkan peraturan, agar semua anak diberi pengarahan untuk mengenakan masker, dan kemudian mereka harus mengenakannya secara konsisten baik di kelas, di tempat bermain, di mana saja mereka berada ketika bersekolah. Mereka harus punya fasilitas di mana mereka bisa mencuci tangan,” katanya.
Di Kenya, secara keseluruhan ada 16 juta anak anak sekolah kembali lagi belajar di kelas. [**]
Sumber Berita dan Foto: VoA Indonesia