POHUWATO – Sarang burung walet menjadi komoditas yang potensial dikembangkan saat ini. Hingga sekarang tercatat pembangunan RBW (Rumah Burung Walet) di Provinsi Gorontalo terus meningkat, bertambah dari tahun ke tahun bahkan telah menjamur diberbagai lapisan profesi masyarakat. Keuntungannya pun menggiurkan, usaha yang tidak ruwet dan dijamin mudah dalam perawatan.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Provinsi Gorontalo, dr. Taufik mengungkapkan, di tahun 2019 lebih dari 500 ton sarang burung walet (SBW) Indonesia telah diekspor ke beberapa negara, diantaranya China, Thailand, Vietnam, Malaysia dan sejumlah negara lainnya.
“Satu bulan kemarin Indonesia sudah melakukan prosedur untuk pengiriman sarang burung walet ke Australia. Negara Australia meminta dengan beberapa item persyaratan,” kata dr. Taufik pada kegiatan seminar dan konsultasi rahasia sukses budidaya sarang burung walet beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, SBW memang termasuk komoditi yang eksklusif dan telah mendapat instruksi langsung dari Presiden RI, bahwa komoditas ini sebagai salah satu peluang pendapatan yang mampu mendongkrak devisa pemasukan negara.
“Sarang burung walet sangat potensional untuk kegiatan perekonomian karena hampir 95 persen sarang burung walet Indonesia diekspor. Sisanya 5 persen dikonsumsi di negara Indonesia,” jelas Taufik.
Sementara itu, Pj. Sekda Pohuwato, Iskandar Datau yang turut hadir dala kegiatan tersebut menuturkan, usaha sarang burung walet ini cukup menjanjikan.
“Keuntungan usaha yang satu ini cukup lumayan. Di daerah Makassar yang berbatasan dengan Palu, itu hampir rata-rata ada walet. Kami pemerintah daerah pun mencoba untuk menggali potensi yang ada di sini. Kemarin, kami sudah merancang Perda dalam rangka mengatur sarang burung walet ini,” terang Iskandar, sembari mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah mengagas seminar ini.
Seminar ini menghadirkan narasumber konsultan sarang burung walet Gorontalo, Yanto Turede, salah satu penulis buku tentang produk sarang walet, dan telah mendapat lisensi dari konsultan walet Asia tenggara. (KT11)