Pemkot Gorontalo Dukung Program BKKBN Turunkan Angka Stunting

Angka Stunting
Suasana rapat koordinasi antara Pemerintah Kota Gorontalo dengan BKKBN Provinsi Gorontalo, terkait pembentukan Tim Pendamping Keluarga Resiko Stunting, Rabu (9/9/2021) di aula Kantor Wali Kota Gorontalo. Foto:Humas

Pojok6.id (Kota Gorontalo) – Angka stunting di Kota Gorontalo turun drastis dari 27,78 persen ke angka 9, 27 persen di tahun 2020, atau berkurang 18,49 persen. Penurunan di Kota Gorontalo menjadi bukti dukungan Pemerintah Kota Gorontalo, menyukseskan program menurunkan angka stunting sebesar sebesar 14 persen di tahun 2024.

“Turunnya angka stunting di Kota Gorontalo ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap program BKKBN yang bertekad menurunkan angka stunting sebesar 14 persen pada 2024 nanti,” ujar , Marten Taha, pada Rapat koordinasi antara Pemerintah Kota Gorontalo dengan BKKBN Provinsi Gorontalo, terkait pembentukan Tim Pendamping Keluarga Resiko Stunting, Rabu (9/9/2021) di aula Kantor walikota Gorontalo.

Marten menjelaskan, turunnya jumlah stunting di Kota Gorontalo, tak lepas dari program inovasi Tanda Aman Calon Pengantin (tancap) Nikah menuju generasi unggul. Program yang digagas pada tahun 2017 itu, menjadi primadona pada kompetisi inovasi pelayanan publik ditahun 2020, yang pada akhirnya dinobatkan masuk inovasi top 45 secara nasional.

Read More
banner 300x250

“Berkat program ini kami bisa menurunkan angka stunting, kematian ibu, dan angka kematian balita dan anak” ujar Marten.

Ia juga mengungungkapkan, secara umum penanganan stunting telah terencana pada visi Kota Gorontalo tahun 2019-2024 melalui program kesehatan. Kemudian dijabarkan kedalam misi pertama, yaitu mewujudkan kesetaraan bagi masyarakat untuk memperoleh akses layanan pendidikan, kesehatan dan layanan publik lainnya yang terjangkau dan berkualitas.

“Ditunjang dengan menyiapkan fasilitas kesehatan memadai di enam layanan rumah sakit, 10 puskesmas dan 31 unit pustu di Kota Gorontalo,” jelasnya.

Semua dilakukan untuk menuju sasaran meningkatnya angka harapan hidup di Kota Gorontalo. Marten menyebut, trend tersebut terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan meningkatnya IPM, salah satunya diukur dari angka harapan hidup masyarakat.

” IPM kita naik menjadi 77,13. Itu dibentuk 3 unsur, yakni kesehatan, pendidikan dan ekonomi,” ungkap Marten.

Di tempat yang sama, Kepala BKKBN Provinsi Gorontalo, Hartati Suleman menyampaikan, maksud dari rapat koordinasi tersebut dalam rangka mengharapkan dukungan Pemerintah Kota Gorontalo membentuk tim pendamping keluarga resiko stunting

“Adapun sasaran pendampingan para calon pasangan usia subur, ibu hamil, dan pasca persalinan, serta keluarga anak yang memiliki usia dibawah lima tahun” ucapnya.

Dari hasil pertemuan itu sendiri, Pemerintah Kota Gorontalo akan segera menindak lanjuti bentuk dukungan tersebut dengan melibatkan Dinas Kesehatan, dan TP. PKK Kota Gorontalo. (adv/rls)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60