BONE BOLANGO – Aktivitas belajar santri di Pondok Pesantren Al Hamim Moosalamati dibawah Yayasan Daarul Quran Moosalamati, yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango tidak ternganggu dan berjalan seperti biasa.
Ketua yayasan Daarul Quran Moosalamati Niko Ismail menerangkan kebijakan untuk tidak memulangkan para santri ke rumah, dan harus belajar secara daring tidak diambil karena mempertimbangkan latar belakang santri yang dominan dari keluarga yatim piatu
“Ini menjadi pertimbangan kami karena latar belakang santri yang berada disini adalah santri panti asuhan, mualaf dan terlantar. Dan jika harus dipulangkan kasihan keluarga mereka dirumah juga kesusahan”Terang Niko, Kamis (22/10/2020).
Lanjut Niko jika harus mengikuti anjuran pemerintah untuk memulangkan para santri ke rumah dan melaksanakan pembelajaran secara daring dengan menggunakan perangkat telepon genggam, hl tersebut akan berbenturan dengan peraturan pondok pesantren dan aturan yang sudah disepakati oleh Forum Komunikasi Pondok Pesantren Indonesia.
“Di pondok pesantren kami para santri diharamkan untuk menggunakan telepon genggam, juga melalui Forum Komunikasi Pondok Pesantren Indonesia ada aturan yang kita sepakati untuk tidak menganjurkan para santri menggunakan telepon genggam. Alasannya untuk mencegah radikalisme melaui penyebaran informasi hoax”Jelas Niko.
Berdasarkan keputusan yang diambil oleh pihaknya untuk tetap beroperasi selama masa pandemi Covid-19. Disampaikan Niko sampai saat ini hanya Pondok Pesantren Al Hamim Moosalamati satu-satunya pondok pesantren di Gorontalo yang tetap menjalankan pendidikan formal secara tatap muka.
“Di masa pandemi ini kami juga tetap ada tindakan-tindakan pencegahan, dimana para santri kami larang untuk bergaul dengan orang luar. Selain itu para santri kami imbau untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, serta bagi tamu yang datang tetap kami berlakukan protokol kesehatan secara ketat. Dengan harapan kami semua disini bisa terhindar dari virus corona”Pungkasnya. (aan)
