Mahasiswa PKM-PM UNG Ciptakan Wirausaha Baru Melalui Keterampilan Membuat Masker ABC

Pelatihan pembuatan masker inovatif di Desa Ayula Tilango, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango. (Foto istimewa)

Pojok6.id (Gorontalo) – Kebijakan pemerintah untuk menutup sekolah sementara waktu di masa pandemi Covid-19 ini, tentu tidak hanya berdampak kepada siswa dan guru, melainkan juga bagi para pedagang kantin sekolah.

Hal ini menggerakkan lima Universitas Negeri Gorontalo () yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) membuat ide kreatif tentang pemberdayaan ex-pedagang kantin sekolah melalui pelatihan pembuatan inovatif di Desa Ayula Tilango, Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango.

Umar Kasim, selaku ketua tim pelatihan mengatakan kegiatan itu melibatkan sedikitnya 10 orang ibu-ibu mantan pedagang kantin sekolah yang terdampak pandemi Covid-19.

Read More
banner 300x250

“Pelatihan ini dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan yang dibagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi offline dan online. Nantinya masker yang dihasilkan dalam pelatihan itu akan diberi nama masker ABC, merupakan kepanjangan dari Aromaterapi,  Bermotif Karawo, dan Cool/nyaman dipakai,” demikian kata Umar dalam rilis yang diterima oleh Pojok6, Kamis (4/8/2021) .

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa pelatihan ini diawali perkenalan program masker ABC kepada peserta. Kemudian dilanjutkan dengan pengajaran cara membuat pola masker yang bermotif karawo, mengoperasikan mesin jahit, dan terakhir cara meramu aromaterapi menggunakan bahan alami yang ada di desa itu.

“Masker ABC menonjolkan kearifan budaya lokal melalui motif karawo yang menjadi ciri khas Gorontalo. Masker ABC ini juga bagus untuk kesehatan karena mengandung aromaterapi alami yang kaya khasiatnya. Selain itu, dengan menggunakan bahan kain toyobo yang lembut dan bisa menyerap keringat membuat masker ini nyaman untuk dipakai (cool),” jelas dia.

Tidak hanya itu, Umar juga mengatakan diakhir pelatihan pihaknya akan membantu para peserta untuk memasarkan masker tersebut. Dan dua orang terbaik dalam pelatihan ini diberikan hadiah mesin jahit beserta alat bantunya.

Diketahui bahwa pelatihan yang dilaksanakan oleh Umar Kasim (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), Mohammad Yasin (Pendidikan Seni Rupa), Zulkarnain Marhaba (Farmasi), Yusrilsyah Limbanadi (Pendidikan Bahasa Inggris), dan Riman Kasim (Pendidikan Bahasa Inggris) itu didanai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi. (Rls/Adv/Jar)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60