Lulusan SMA dan Perguruan Tinggi Pengaruhi Angka Pengangguran di Gorontalo

Ilustrasi

GORONTALO – Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan lulusan perguruan tinggi mempengaruhi angka di Gorontalo. Hal itu disebabkan bukan karena kurangnya lapangan pekerjaan, namun dipengaruhi kompetensi yang dikuasai saat studi.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal, dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo, Rugaiyah Biki mengatakan bahwa, angka pengangguran tersebut meningkat akibat lulusan sekolah terutama perguruan tinggi biasanya memilih-milih kerja sesuai dengan ijazah yang dimiliki.

“Yang mempengaruhi ini bukan kurangnya lapangan pekerjaan di Gorontalo. Memang kalau saya lihat angka pengangguran  di perkotaan dan pedesaan, perkotaan lebih tinggi dengan perdesaan. Kenapa? Karena orang di pedesaan cenderung tidak memilih-milih pekerjaan,” kata Rugaiyah saat ditemui di ruangannya.

Read More
banner 300x250

Ia juga mengatakan, naiknya angka pengangguran sangat fleksibel, dan orang yang tidak memiliki pekerjaan selama satu minggu, dapat dihitung sebagai pengangguran. Ia mengatakan saat ini angka pengangguran di Gorontalo naik 3,78% atau 21 ribu jiwa tahun 2019 yang sebelumnya angka pengangguran 3,68% pada tahun lalu.

“Tapi kalau di Gorontalo saya bandingkan dengan angka nasional yang kurang lebih 5 koma persen, ya kita masih dibawah angka nasional kita 3,78, artinya itu kurang lebih 21 ribu angka pengangguran,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain tingkat kelulusan SMA dan perguruan tinggi, penyumbang angka pengangguran juga orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah, hal itu menyumbang sekitar  60 sampai 70 persen angka pengangguran.

“Jadi angka pengangguran ini rata-rata 60 sampai 70 persen memang pendidikannya menengah kebawah jadi SMP ke bawah itu,” katanya. (IYS)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60