Pojok6.id (Pohuwato) – Aksi rusuh unjuk rasa masyarakat penambang menuntut hak di konsesi Pani Gold Project (PGP) pada 21 September 2023 lalu, menjadi sejarah kelam di ingatan masyarakat Pohuwato. Jauh sebelumnya, Selasa, (12/9/2023), kekhawatiran ini pernah disampaikan karyawan lokal Pohuwato di PGP.
Video pernyataan mereka direkam dan disebarluaskan ke media pesan WhatsApp. Dalam video tersebut, mereka berharap permasalahan penambang lokal yang bekerja di konsesi PGP diselesaikan secara baik. Sebagai karyawan lokal, mereka berharap daerah Pohuwato tetap aman kondusif.
“Kami dengar akan ada aksi oleh massa penambang yang akan menghentikan pekerjaan kami. Semoga hal itu tidak terjadi, karena bisa mengakibatkan keributan antar kita yang notabene sama-sama orang lokal Pohuwato,” kata Ismail Modjo, salah satu karyawan PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) di bagian Site Services asal Desa Taluduyunu, Kecamatan Buntulia.
Sementara itu, Alan Mbuinga karyawan PT PETS di bagian EA Support, warga Desa Botubilotahu Kecamatan Marisa pun menyampaikan hal serupa.
Kini dampak rusuh unras oleh masyarakat penambang hingga berujung anarkisme tersebut berdampak pada daerah, termasuk aktivitas karyawan di PGP. Sementara waktu mereka diminta mengamankan diri di rumah masing-masing, hingga kondisi daerah dan aktivitas PGP benar-benar aman.
“Waktu rusuh kami mengamankan diri. Sekarang ini kami diminta di rumah dulu sampai situasi benar-benar aman,” Kata Alvin Nani, salah satu karyawan di Konsesi PGP, Rabu, (27/9/2023).
Untuk diketahui, Alvin Nani merupakan satu diantara karyawan yang bekerja di konsesi PGP. Sejak rusuh unras tersebut, dirinya diminta manajemen PGP mengamankan diri di rumah kediamannya di Kecamatan Paguat, hingga waktu yang akan diinformasikan kembali.