Bone Bolango – Peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetland Day) yang digelar oleh sejumlah Japesda dan sejumlah organisasi peduli lingkungan di Gorontalo, menginspirasi pemda Bone Bolango untuk melaksanakan kegiatan konservasi lahan basah setiap tahunnya.
“Terus terang pemerintah kami juga baru tahu ada hari lahan basah. Tapi kami ingin ada kesadaran baru dimasyarakat Bone Bolango tentang betapa pentingnya lahan basah dan ekologi air,” urainya.
Hamim berencana hari Lahan Basah Sedunia akan menjadi agenda pemda Bone Bolango untuk diperingati setiap tahunnya. Dalam peringatan itu akan dilakukan berbagai kampanye konservasi lingkungan.
Menurutnya dengan peringatan hari lahan basah sedunia bisa membangun kesadaran baru dimasyarakat Bone Bolango, tentang pentingnya ketersediaan air dan ekosistem yang baik.
“kita perlu menjaga ini, karena ini menjadi rumah dari berbagai biota yang juga menunjang kehiduapn manusia,” ujarnya.
Hamim menjelaskan khusus di Bone Bolango terdapat hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan dua sungai besar yakni sungai Bone dan Bolango,danau Perintis serta wilayah pesisir laut yang perlu terus untuk dijaga.
“jika sungainya rusak, tercemar. Tentu menjadi ancaman bagi kehidupan masyrakat,” imbuhnya.
Dirinya pun menegaskan peringatan hari Lahan Basah Sedunia akan menjadi bentuk komitmen baru didaerahnya untuk menjaga lingkungan.
Sebelumnya, para pemerhati lingkungan Gorontalo mengelar peringatan Hari Lahan Basah Sedunia (World Wetland Day) yang dipusatkan di danau Perintis, Desa Huluduotamo, Bone Bolango Minggu 3 Februari 2019. Kegiatan yang diinisiasi oleh Jaring Advokasi Sumber Daya Alam (Japesda) digelar dengan melepasliarkan dua ribu bibit ikan,penanaman 150 bibit pohon dan kampanye pengurangan sampah plastik.
Sejumlah organisasi seperti BIOTA, AJI Kota Gorontalo, FKH, Salampuan, NSA, WIRE-G, HMJ Biologi UNG, Deheto Hulondalo serta Pemda Bone Bolango dan DKP Provinsi Gorontalo terlibat langsung dalam aksi lingkungan tersebut. [*]