GORONTALO – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie angkat bicara terkait dengan eksistensi warga rantau yang belajar atau mencari nafkah di Gorontalo. Bagi Rusli, warganya sangat ramah dan mampu menerima orang lain tanpa membedakan suku, ras dan agama.
“Pak Lucas Enembe Gubernur Papua pernah kuliah di Gorontalo. Waktu itu masih IKIP, beliau sendiri yang cerita sama saya. Setelah beliau sarjana muda melanjutkan kuliahnya di Unsrat Manado,” buka Rusli Habibie saat diwawancara usai mengikuti Adventure Offroad di Kabupaten Gorontalo, Sabtu (7/9/2019).
Menurut Rusli, selama ini warga dan pemerintah membuka diri bagi semua orang untuk datang dan tinggal di Gorontalo. Tidak saja bagi warga Papua, tapi juga warga dari daerah lain. Seperti yang dialami warga asli Gorontalo yang merantau di daerah lain.
“Mahasiswa Papua kurang lebih tiga ratusan tersebar di berbagai kampus. Sering juga mereka datang ke saya untuk silaturahim. Mereka sangat terterima, itu sifat orang Gorontalo yang sangat menerima dan menghargai para tamu, masyakarat, mahasiswa termasuk warga Papua,” imbuhnya.
Gubernur dua periode itu menilai riak-riak di Papua tidak terjadi jika semua pihak mampu menghargai dan menghormati antar sesama. Eksistensi warga tidak dinilai dari perbedaan suku, ras dan agama tetapi dipersatukan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami juga memberikan pelayanan tidak pilih kasih. Tidak ada karena mayoritas – minoritas berdasarkan agama dan seterusnya,” sambungnya.
Gubernur Rusli mencontohkan baru-baru ini ia bangga karena ada warga kelahiran Abepura, Jayapura yang menjadi konsultan pembangunan jalan di Gorontalo. Carter Lobook dipercaya merancang ruas jalan provinsi Mananggu-Kramat di Kecamatan Botumoito, Kabupaten Boalemo karena kemampuan akademik S3 serta pengalaman bi bidang teknik sipil. (adv)
Sumber: Humas Pemprov Gorontalo