Pojok6.id (Peristiwa) – Isu dan gerakan untuk mengutuk serta memboikot produk yang dianggap pro Israel, bisa dijadikan “pintu masuk” bagi upaya memperbaiki tata kelola dagang di Indonesia dan daerah.
Hal tersebut disampaikan Funco Tanipu, Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo, menanggapi isu dan gerakan boikot produk Pro Israel yang dalam beberapa waktu terakhir marak di jagad maya.
Funco mengatakan, bagaimana komoditas lokal yang strategis, endemik dan bahkan organik dengan segala macam manfaatnya, bisa ditata mulai dari branding hingga supply chain.
“Jangan sampai energi kita yang demikian luar biasa, malah didasari dendam yang berkepanjangan dan malah hanya berakhir pada kutuk mengutuk, sampai luput memikirkan untuk memperbaiki tata kelola komoditas strategis,” kata Funco.
Harus diingat, lanjut Funco, bahwa kapitalisme (termasuk segala produk didalamnya) itu bisa sampai seuzur ini karena ada mekanisme otokritik dalam dirinya. Isu dan gerakan boikot adalah otokritik bagi kapitalisme, yang bisa didayagunakan untuk memperbaiki dirinya.
“Hasilnya apa? Bisa jadi kapitalisme akan melakukan transformasi yang lebih canggih, hingga produknya terterima “kembali” dan dikonsumsi sehari-hari dengan model dan pola yang lebih ‘canggih’,” pungkasnya.