Pojok6.id (UNG) – Desa Botubarani, memiliki destinasi wisata yang kini telah mendunia yaitu, wisata Whale Shark Botubarani. Dengan wisata unggulan yang mendunia ini tentunya menarik perhatian wisatawan domestik, dan tak sedikit juga wisatawan turis dari berbagai mancanegara yang ingin melihat hiu paling ramah di dunia ini.
Ketua Jurusan English Departement UNG, Novi Usu mengatakan, bahwa potensi wisata yang luar biasa ini, harus ditunjang dengan kultur masyarakat yang adaptif, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan keberadaan objek wisata Whale Shark Botubarani yang telah dikenal rahamah oleh masyarakat dunia.
“Selain masuk dalam kalender Dies Natalis UNG ke-58, kegiatan ini juga jadi bagian dari penelitian dan pengabdian dosen dan juga mahasiswa,” ungkap Novi, Rabu (22/9/2021).
Lebih lanjut, kata Novi, soal bagaimana pengembangan kultur masyarakat di sekitar objek wisata Hiu Paus ini, Fakultas Sastra dan Budaya (FSB) melalui Jurusan English Department UNG, akan menjadikan desa Botubarani sebagai bagian dari implementasi program pendidikan berbahasa Inggris.
“Program Sekolah Bahasa Inggris di Botubarani akan berlangsung selama 1 tahun ini, dan kita akan menjadwalkan dosen maupun mahasiswa yang akan melaksanakan program ini,” tambahnya.
Dari program ini, dirinya menargetkan untuk melatih orang-orang yang ada di sekitar objek wisata Hiu Paus, termasuk nelayan, agar bisa berbahasa Inggris. Karena dengan menguasai bahasa Inggris, ini akan mencerminkan ciri-ciri masyarakat yang modern.
“Jurusan pariwisata UNG juga mulai menaruh perhatian terhadap pengembangan pariwisata di Gorontalo. Dimana jurusan pariwisata UNG juga memiliki program sekolah pariwisata,” ungkap Krisna Anugrah, Ketua Jurusan Parawisata UNG yang turut hadir di lokasi kegiatan.
Melalui program sekolah pariwisata, Krisna berharap masyarakat bisa diajak untuk dapat memahami arti penting objek wisata sebagai potensi yang bila dikembangkan dengan baik bisa memiliki nilai ekonomis.
“Kita juga akan bekali masyarakat dengan pengetahuan tentang agaimana mengelola pariwisata modern disamping mengembangkan potensi yang ada di sekitar objek wisata termasuk kuliner maupun produk pangannya,” tandasnya. (Adv/Ryn)