Belum Semua Badan Usaha di Gorontalo Daftarkan Pekerja di BPJS Kesehatan

Afriato Darmawan (sisi kiri foto) selaku Kepala Bidang Perluasan Peserta dan Kepatuhan, BPJS Kesehatan Gorontalo saat ditemui di ruanganya,Selasa (02/07/2019).(Foto : Ihyas)

GORONTALO – Afrianto Darmawan Kepala Bidang (Kabid) Perluasan Peserta dan Kepatuhan, Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial () Gorontalo menyebut masih ada beberapa di Kabupaten Gorontalo yang belum mendaftarkan semua karyawannya di BPJS Kesehatan.

Afrianto mengungkapkan di Kabupaten Gorontalo terdapat 115 badan usaha dan memiliki terbanyak dari seluruh kabupaten/kota di Gorontalo. Hal itu membuat BPJS Kesehatan membentuk tim Satuan Tugas (Satgas) yang fokus di Kabupaten Gorontalo.

Dalam pengawasan tim Satgas Afrianto menyebut ditemukan masih banyak karyawan yang bekerja di badan usaha yang masih belum didaftarkan oleh perusahaan di BPJS Kesehatan. Seperti beberapa badan usaha besar yaitu: PT Royal Coconut, badan usaha perkebunan kelapa sawit PT Palma dan PT Trijaya Tangguh.

Read More
banner 300x250

“Kalau Trijaya Tangguh sudah mulai patuh, Kecuali Royal Coconut sama Palma. Kalau Royal Coconut masih menunggu approval (persetujuan) dari pusat karena kantor pusatnya di Surabaya. Kalau untuk Palma ini belum tau” Kata Afrianto.

Afrianto menambahkan badan usaha PT Royal Coconut memiliki karyawan kurang lebih sekitar 700 orang dan yang belum terdaftar sebagai Peserta Bantuan Iuran (PBI) BPJS kurang lebih sekitar 400 orang. Sedangkan PT Palma, memiliki karyawan sekitar 900 orang, karyawan yang belum terdaftar kurang lebih sekitar 600 orang.

“Sedangkan PT Trijaya Tangguh sudah mendaftarkan sebagian, setelah tim satgas melakukan kunjungan kemarin. Itu (yang sudah di daftarkan) sekitar 480, nanti insya allah minggu ini mereka akan daftarkan sisanya” kata Afrianto.

Selain itu Afrianto juga menjelaskan bahwa, masyarakat di Gorontalo enggan mendaftarkan diri menjadi Peserta Bantuan Iuran (PBI) BPJS kesehatan, akibat takut akan terjadi sesuatu saat didaftarkan. Selain itu Ia menduga ada faktor lain yang dilakukan perusahaan.

“Dan memang rata-rata tidak seluruhnya, jadi dalam satu keluarga itu belum tentu ikut PBI semua, mereka belum tau kan, takutnya ada macem-macem itu. yang kedua juga mungkin, ya, alih-alihnya perusahaan. bisa jadi” kata Afrianto. (KT05)

Baca berita kami lainnya di

Related posts

banner 468x60