Pojok6.id (UNG) – Lantunan meeraji merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Gorontalo, saat momentum perayaan peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap tanggal 27 rajab penanggalang kalender hijriyah atau kalender IsIam.
Naskah meeraji sendiri menceritakan kisah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dalam Bahasa Gorontalo, yang ditulis dengan abjad pegon. Dimana kitab Meeraji disusun oleh Syekh Ali bin Abubakar Al Hasani yang dikenal dengan nama Bapu Ju Panggola sekitar 200 atau 300 tahun silam.
Secara umum, para pelantun Meeraji membaca naskah yang belum memiliki standar dan sebagian besar naskah masih fotocopian. Di dalam kitab Meeraji lama terdapat beberapa kata, kalimat dan arti yang perlu untuk disempurnakan.
Melihat hal tersebut, Universitas Negeri Gorontalo (UNB) membentuk tim penyempurnaan kembali naskah Meeraji yang terdiri dari tim pengumpul naskah, ahli abjad pegon, penerjemah dan editor hingga penelaah akhir untuk penyempurnaan kembali kitab Hikayat Meeraji Nabi Muhammad SAW yang diterbitkan oleh Universitas Negeri Gorontalo.
Rektor UNG, Prof. Eduart Wolok, mengatakan bahwa proses penyempurnaan kitab Hikayat Meeraji Nabi Muhammad SAW memakan waktu sekitar dua tahun. Dimulai dari penyatuan naskah Meeraji dari berbagai wilayah adat Gorontalo. Kemudian melaksanakan focus group discussion yang diikuti oleh beberapa pelantun sebagai wakil wilayah adat di Kabupaten dan Kota di Gorontalo. Setelah itu melakukan pengetikan ulang, penyuntingan sampai pada proses penterjemahan dan penelaahan hingga percetakan.
“Penyempurnaan Me’eraji bukan diusung untuk mereduksi kitab Me’raji lama untuk digantikan dengan kitab yang baru, namun dengan tujuan memunculkan segala elemen yang ada dalam kitab Meeraji di masing-masing wilayah adat sehingga menjadi sesuatu yang padu. Termasuk dalam kitab tersebut ditambahkan dengan terjemahan bahasa Indonesia dan tulisan latin,” ungkap Prof. Eduart.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa dalam usaha-usaha seperti ini, UNG ingin turut memastikan masa depan tradisi di Gorontalo agar tetap memiliki dukungan penuh dalam menjamin eksistensinya.
“Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ir. Al-Habib Muhammad Effendi Al-Eydrus, SH., MM. yang selama lebih dari tujuh hari non stop bersama tim editor untuk memberi masukan dan penelaahan secara kritis hingga penyempurnaan kitab,” jelasnya.
Tak lupa, di kesempatan tersebut, ia menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada tim editor yang terdiri dari Funco Tanipu, Mansur Martam alumni Al Azhar Mesir, Abdurrahman Dosen IAIN Sultan Amai, yang juga merupakan alumni Al Azhar Mesir, Abdul Wahab Thomas Dosen UNG, dan Kiky Rifky Sofyanto Hanapi yang saat ini bekerja sebagai dosen IAIN Sultan Amai.
“Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tinggi kepada para pelantun yang terlibat sejak awal yaitu, Pak Usman Piola, Pak Rionaldi Do’e, Pak Pespianto Bobihu, Pak Irfan A. Pako, dan Pak Ridwan Kadir Kono,” tutupnya. (Adv)