JAKARTA – Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus menyesalkan sejumlah kalangan yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, seperti menggunakan influenser dan buzzer hingga mengakibatkan perpecahan di masyarakat.
Menurut Firdaus, hal tersebut berimbas pada munculnya banyak informasi yang salah di masyarakat. Hingga sebelum dan pasca-Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja disahkan menjadi Undang-Undang pada Senin (5/10), pro kontra semakin menajam.
Dikatakan Firdaus, pembelokan informasi paling masif terjadi pada klaster ketenagakerjaan yang disinyalir motifnya beragam. Padahal, semangat dari UU Cipta Kerja adalah memberikan perlindungan secara komprehensif terhadap pekerja.
“Media menyajikan kritik konstruktif itu sebuah kewajaran. Tujuannya sebagai penyeimbang. Karena pers bagian dari pilar demokrasi bangsa. Namun melihat realitas di lapangan, khususnya di seluruh tanah air, muncul disinformasi. Tanpa check and balance. Saya mendapatkan informasi itu lewat pesan yang sampai ke saya secara langsung,” terang Firdaus, dilansir dari Siberindo.co.
Di tengah pandemi ini, sambung dia, SMSI berharap seluruh pengurus dan anggota SMSI di penjuru nusantara agar dapat mengkonsolidasikan informasi yang didapat.
“Khususnya kepada karyawan, jurnalis di lapangan. Untuk meluruskan informasi yang didapat. Ini sebagai upaya mendukung dan menciptakan kondusifitas,” tuturnya.
Firdaus berharap, kepada seluruh anggota dan pengurus tetap dalam satu alur hirarki.
“Jaga sikap kita, berada pada jalur yang benar. Dan tidak mengambil kebijakan sendiri-sendiri yang akan membuat semakin lemahnya citra dan tatanan dalam berbangsa dan negara,” papar Firdaus, yang dipertegas dalam keterangan resminya.
SMSI juga meminta seluruh pengurus dan anggota, mampu membina karyawan khususnya jajaran menagemen dan redaksi tetap produktif, di tengah keterbatasan yang dihadapi. Ini pun upaya dalam menjaga keseimbangan informasi, sehingga bangsa kita tidak tenggelam dalam kegelapan.
“Terakhir, SMSI sebagai organisasi perusahaan media yang didalamnya berhimpun para pengusaha media siber, berharap perusahaan media tetap menyajikan informasi yang benar, akurat dan berimbang, ini dapat dipahami secara utuh oleh publik, sehingga tercipta ikilm bisnis yang baik,” pungkasnya. (rls)