Kritik Perlakuan China atas Uighur, Ozil Dihapus dari Gim Ponsel

Seorang pendukung minoritas Muslim Uighur di China menunjukkan poster Mesut Ozil, pemain Arsenal asal Jerman yang berdarah Turki melintasi bendera Turkestan Timur dan Turki di Lapangan Beyazid, Istanbul, 14 Desember 2019. (Foto: AFP)

CHINAMesut Ozil, pemain tengah klub Inggris Arsenal, dihapus dari gim ponsel popular versi China, Pro Evolution Soccer (PES). Kata distributor gim itu di China, penghapusan itu buntut kritikan Ozil atas perlakuan China terhadap etnis minoritas Muslim Uighur.

NetEase, perusahaan internet China yang tercatat di bursa AS, dikutip oleh AFP, mengatakan pemain berdarah Turki itu dihapus dari gim itu karena “komentarnya yang ekstrem mengenai China.”

Pemain berkewarganegaraan Jerman, mengutuk tindakan China atas kelompok minoritas Muslim di wilayah barat Xinjian dalam cuitannya di Twitter, pada Jumat (13/12) pekan lalu. Dia juga mengkritik negara-negara Islam yang tak mau angkat bicara mengenai dugaan penyiksaan itu.

Read More
banner 300x250

Arsenal cuci tangan dengan komentar-komentar Ozil, sedangkan China mengatakan cuitan Ozil “tidak benar” dan dia “ditipu oleh berita palsu.”

Dalam bahasa Turki, Ozil mencuit: “Alquran dibakar…Masjid-masjid ditutup…Madrasah dilarang..Para ulama dibunuhi satu demi satu…Saudara-saudara dikirim paksa ke kamp-kamp.”

“Umat Muslim bungkam. Suara mereka tidak didengar,” cuitnya di layar berlatar warna biru dengan bulan sabit putih. Gambar itu melambangkan bendera “Turkestan Timur” istilah yang digunakan separatis Uighur untuk Xinjiang.

Tak lama kemudian, NetEase mengumumkan melalui akun media sosial China yang terverifikasi bahwa komentar Ozil sudah “menyakiti perasaan para fans China dan melanggar semangat olahraga, yaitu cinta dan perdamaian.”

“Kami tidak memahami, menerima, maupun memaafkan komentar ini,” katanya.

Konami, perusahaan Jepang yang mengembangkan gim itu, menolak berkomentar saat dihubungi AFP.

Turki, yang memiliki kesamaan bahasa dan etnis dengan etnis Uighur, bersuara keras mengenai itu tersebut. Namun kebanyakan negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim, tampak tak berdaya berhadapan dengan kekuatan bisnis dan diplomatik China. [**]

Sumber Berita dan Foto: VoA Indonesia

Baca berita kami lainnya di


banner 468x60

Related posts

banner 468x60