Gorontalo – 14 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Gorontalo yang mengaku jadi korban kekerasan, selama dua bulan bekerja di kapal ikan asal china, akhirnya berhasil melarikan diri dan pulang ke tanah air. Para TKI ini pun menceritakan kronologis hingga mereka berhasil lolos dan pulang ke Indonesia.
Ishak Lahasan, salah satu TKI asal Gorontalo yang menjadi korban kekerasan selama bekerja di Korea Selatan mengungkapkan, ia dan teman-temannya bekerja tidak sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam kontrak kerja.
“Kami yang seharusnya bekerja hanya 8 jam sehari, namun pada kenyataannya kita dipaksa harus bekerja selama 32 jam nonstop,” kata Ishak, saat tiba di Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (17/10/2018).
Ishak pun mengaku hanya diberi minum dan makan yang tidak layak. “Padahal kami sudah beritahu bahwa kami muslim dan tidak bisa makan babi, tapi setiap harinya menunya sama, hanya daging babi. Minumnya pun dari air kran kamar mandi,” lanjutnya.
Karena sudah tidak tahan dengan perlakuan yang diterima, para TKI ini pun kompak melakukan perlawanan bersama 12 TKI lain asal pulau jawa. “Kami mengancam dan mengurung mualim 1 kapal tempat kami bekerja, Geoji 907, dan meminta diantar ke pelabuhan di Korea Selatan,” ungkap Ishak.
Setibanya di Korea Selatan , para TKI ini difasilitasi pihak KBRI memulangkan mereka ke Indonesia melalui Bandara Busan, Korea Selatan. Dan setelah tiba di Jakarta, para TKI ditampung di Asrama Mahasiswa Gorontalo di Salemba Tengah, Jakarta Pusat sebelum pulang ke Gorontalo. (idj)