Pojok6.id (UNG) – Ikan Nike atau Gobi Amphidromus adalah jenis ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Provinsi Gorontalo. Namun, pada kurun waktu tahun 2020 sampai dengan 2021, data dari Dinas Perikanan dan Kelautan menunjukan terjadinya penurunan produksi nike yang ada di Gorontalo.
Data penurunan produksi tersebut mendorong dosen dan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo (FPIK UNG), melakukan penelitian Pengelolaan Sumber Daya Nike dalam Upaya Pelestariannya di Perairan Teluk Tomini Provinsi Gorontalo.
Ketua Peneliti, Prof. Femy Mahmud Sahami, mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut diperoleh dari wawancara sekitar 109 orang nelayan penangkap nike, yang tersebar di lima lokasi penangkapan yaitu Paguyaman, Tombulilato, Taludaa, Bilungala, dan Kota Gorontalo.
“Untuk analisis ini kami menggunakan analisis Rapfish. Kami menggunakan penilaian terhadap lima dimensi yaitu ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, dan etik,” ungkap Prof. Femy.
Ia melanjutkan, hasil analisis tersebut menunjukan dari lima dimensi yang dinilai, empat dimensi menunjukan ketidakberlanjutan pada pemanfaatan ikan nike, dan hanya dimensi teknologi yang menunjukan keberlanjutan.
“Dimensi ekologi yang memiliki nilai tinggi adalah lokasi daerah penangkapan. Ikan Nike adalah ikan yang melakukan migrasi. Ikan nike hidup di laut dan sungai. Kalau daerah pesisir berubah atau bantaran sungai berubah akan menyebabkan ikan-ikan ini menghilang karena tidak ada lagi tempat untuk melintas,” jelasnya.
Ia juga menuturkan, bahwa untuk keberlanjutan pemanfaatan ikan nike di Gorontalo, harus dilakukan perbaikan-perbaikan dalam sistem pengelolaan.
“Ikan nike yang kita tangkap di laut ini adalah ikan-ikan yang akan kembali ke sungai. Hasil penelitian kami menunjukan bahwa induk ikan nike ada di sungai. Untuk pengelolaan ekologi akan melibatkan beberapa wilayah administrasi,” pungkasnya. (Adv)