Pojok6.id (Buton Tengah) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Tengah (Buteng) mendorong optimalisasi pengelolaan potensi daerah. Pemkab Buteng bersama kantor Kemenkumham wilayah Sulawesi Tenggara menggelar focus group discussion (FGD) tentang penyusunan dokumen permohonan pendaftaran indikasi geografis ikan teri Buteng, mere Buteng dan tenun Buteng, Selasa (20/02/2024).
“FGD ini bertujuan untuk menggali potensi ekonomi lokal. Difokuskan pada tiga sektor utama, yaitu mete, ikan teri dan tenun,” ujar Sekretaris Kabupaten Buton Tengah, H. Kostantinus Bukide.
Dijelaskan, potensi ikan teri sebagai komoditas penting di Buton Tengah sangatlah besar. Selain itu, sektor mete memiliki potensi besar sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat setempat. Adapun industri tenun lokal, dibutuhkan kreativitas dalam desain sehingga mampu meningkatkan produksi. Jika memiliki nilai tawar yang baik, maka pemasaran produk tenun dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional.
“FGD ini diharapkan menjadi langkah awal dalam upaya bersama untuk mengangkat potensi ekonomi lokal Buton Tengah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan kantor Hukum dan HAM Sultra menekankan pentingnya pengembangan ekonomi lokal diikuti dengan upaya perlindungan terhadap hak-hak masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Untuk diketahui, FGD tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Buton Tengah, Kostantinus Bukide di dampingi Kadis Perindustrian dan Perdagangan, Lukman dan dihadiri para asisten, staf ahli, kepala OPD, tim perwakilan kantor Hukum dan HAM Sultra, para kabag, camat, dan perwakilan masyarakat nelayan, tenun, dan pengolah mete Kabupaten Buton Tengah.
Andi Muhammad Yusuf memiliki harapan besar untuk Buton Tengah yang lebih sejahtera. Daerah ini dikaruniai dengan alam yang kaya. Potensi perikanan, pariwisata, tenun, dan pertanian yang dimiliki, apabila dikelola dengan sungguh-sungguh, akan cukup membawa daerah ini menjadi daerah yang mandiri.
“Kita harus fokus. Kita harus bisa memetakan potensi apa saja yang bisa kita pertahankan sekarang untuk kita kembangkan. Contohnya, perikanan dan kelautan. Itu potensi terbesar kita. Tinggal bagaimana pengelolaannya harus banyak-banyak kita benahi,” tuturnya.
Dalam forum konsultasi publik rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Buton Tengah tahun 2025 yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, Andi Yusuf memaparkan delapan fokus arah kebijakan pembangunan yang ingin diselaraskan dengan isu strategis daerah.
Yaitu, menyediakan infrastruktur wilayah untuk membuka isolasi daerah dan mendukung aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan menurunkan pengangguran, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, serta meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan pendapatan masyarakat dari pengembangan sektor kelautan dan perikanan.
“Dengan potensi yang ada, kita bisa kita mendorong PAD (Pendapatan Asli Daerah). Sekarang PAD kita masih sangat rendah. Jika PAD bagus, tentu akan berpengaruh positif ke hal-hal lain,” imbuhnya.
Menurutnya, program kegiatan tahun 2025 harus bisa menjadi instrumen utama untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan pendapatan asli daerah, memperkuat daya tahan ekonomi, serta mampu mengakselerasi daya saing daerah. Momentum terbangunnya kawasan perkantoran Labungkari adalah bagian dari perwujudan program prioritas Kabupaten Buton Tengah. Dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah yang terbatas, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berfikir kreatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya sangat berharap kepala daerah terpilih nantinya betul-betul bisa memetakan ini dan punya konsep yang sangat bagus untuk segera diimplementasikan. Untuk infrastruktur seperti jalan, alhamdulillah praktis semua sudah tersentuh. Walaupun memang tidak bisa dikatakan selesai sampai di situ. Jalan butuh perluasan dan konektivitas untuk membuka kantong-kantong ekonomi masyarakat,” tandasnya.