LIMBOTO – Kabupaten Gorontalo menjadi tuan rumah Festival Kelapa Nasional. Tahun sebelumnya, Provinsi Bali menjadi tuan rumah. Selama dua hari Festival ini berlakosai di Taman Budaya Limboto, menghadirkan Bonsai Kelapa diberbagai dari 500 Anggota Asosiasi Bonsai Kelapa Gorontalo.
Rushtamrin Haris Akuba, Pengurus Koalisi Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) di Indonesia perwakilan Gorontalo mengatakan, kegiatan ini setiap tahun di lakukan dan ini yang sudah keempat kalinya.
“Pertama di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau, kedua di Kabupaten Lingga, ketiga di Karangasem Provinsi Bali, dan keempat di Kabupaten Gorontalo. Festival kelapa ini dirangkaikan merayakan hari kelapa sedunia. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kembali kejayaan kelapa, di era pandemic Covid-19,” ungkap Rusthamrin, Selasa (22/09/2020).
Rustamrin mengungkapkan, sejak adanya virus Corona, perekonomian mengalami kemunduran, pertumbuhan ekonomi menurun, pengangguran meningkat.
“Insya Allah dengan adanya festival kelapa kita bisa membangkitkan ekonomi rakyat, memberi semangat bagi petani dimana saja berada, bahwa era pandemic kelapa itu bisa berjaya dengan berbagai produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Rahmat Pomalingo mengatakan, Festival Kelapa Nasional khusus tahun ini dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terutama mengendalikan penyebaran covid-19.
“Untuk acara-acara lain tetap diikuti oleh seluruh anggota Kopek dan seluruh pemerhati kelapa dari berbagai komunitas dari wilayah yang ada di Gorontalo itu sendiri kurang lebih 250 Komunitas,” ujar Rahmat.
Rahmat menjelaskan, Kabupaten Gorontalo tetap konsisten, walaupun pandemi kita tidak bisa berhenti, jangan karena pandemi semua berhenti banyak cara lain untuk dilakukan untuk mengembalikan kejayaan kelapa.
“Selama pandemi Covid-19 memang harga kelapa menurun, tetapi dengan adanya kreatifitas pembuatan bonsai kelapa, bayangkan satu butir kelapa harganya dari 250 ribu sampai 5 juta karena kreatifitas mereka, di masa pandemi mereka di rumah, para penggiat kelapa terus melakukan kreatifitas,” ujarnya.
Dia menambahkan, dengan adanya seni kreatifitas ini kejayaan dan bangkitnya kelapa terlihat.
“Bayangkan hari ini, peserta pameran bonsai kelapa kurang lebih 250 komunitas dan ini sangat luar biasa. Insya Allah, ke depan dengan festival kelapa ini bagaimana membangun kelapa dan mengembalikan kejayaan kelapa,” tutupnya. (adv/tiw)