Gorontalo – Perang dagang Amerika-China yang terus meningkat akan menghambat pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan tahun depan. Demikian dikatakan Dana Moneter Internasional (IMF) hari Selasa (9/10), sementara Presiden Amerika Donald Trump kembali mengancam akan memberlakukan tarif yang lebih tinggi terhadap ekspor China ke Amerika.
Dalam penilaian baru yang dirilis dalam pertemuan di Bali, IMF meramalkan “semua orang akan terimbas,” sementara Amerika dan China – dua ekonomi terbesar dunia – berselisih soal tarif dan masalah perdagangan lain. Dikatakan, perselisihan antara Amerika dan China akan membuat khususnya negara-negara berkembang rentan terhadap tekanan tiba-tiba.
Lembaga keuangan internasional itu menurunkan proyeksinya bagi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 0,2 persen untuk tahun 2018 dan 2019 menjadi 3,7 persen, pemangkasan pertama prospek ekonomi dalam lebih dari dua tahun.
IMF memperkirakan 2,9 persen pertumbuhan Amerika tahun ini, turun menjadi 2,5 persen tahun depan, dan menjadi 1,8 persen dalam tahun 2020, karena dampak pemotongan pajak Amerika memudar dan perang dagang dengan China menghambat pertumbuhan.
Amerika dan China saling memberlakukan tarif lebih tinggi pada produk-produk ekspor kedua negara bernilai puluhan miliar dolar, tidak jelas perselisihan dan saling balas ini akan berakhir. Trump memberlakukan tarif lebih tinggi untuk barang China ke Amerika sebagai respon atas ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara, dan China dengan cepat menanggapi dengan menerapkan pungutan yang lebih tinggi atas impor Amerika. (*)
Sumber Berita : VoA Indonesia