KOTA GORONTALO – Susahnya mencari panggung bagi band-band underground Gorontalo menjadi salah satu alasan digelarnya Extreme Campaign oleh komunitas Gorontalo Indie, Karya Hitam dan Bagaraga pada Sabtu (16/11/2019). Merasa menjadi korban diskriminasi, tiga komunitas ini bersepakat melaksanakan gigs kolektif yang menampilkan band-band underground yang jarang “kebagian panggung”.
“Nama Extreme Campaign berawal dari dasar pemikiran teman-teman, soal susahnya bagi kami pelaku seni, khususnya pecinta musik underground untuk mendapatkan tempat yang layak untuk mengekspresikan karya kami. Tempat yang bisa menjadi wadah dan merangkul semua pelaku seni di Gorontalo termasuk para musisi, khususnya underground,” kata Kevin, salah satu panitia pelaksana kepada awak pojok6.
Extreme Campaign yang akan digelar di City Park Casual (CPC) ini juga menjadi ajang pembuktian, bahwa gigs kolektif masih ada dan terus bergerak khususnya di Gorontalo. Seluruh band pengisi acara secara kolektif bekerja bersama mulai dari pencarian dana, kebutuhan alat, dan sumbangan dari rekan-rekan komunitas di Gorontalo.
“Event kolektif sudah ada sejak dulu di Gorontalo, dan banyak band yang hidup dan menjadi besar dari event kolektif seperti ini. Kami akan terus berusaha menjaga agar budaya ini tetap ada, dan menjadi prioritas bagi semua band, komunitas dan pecinta musik independen yang ada di Gorontalo,” ungkap Kevin.
Event yang rencananya akan dimulai sejak pukul 1 siang hingga malam hari ini akan menampilkan 17 band underground Gorontalo, diantaranya; Sikin Police, Iteneps, Marsins, Polahi, Anti Teror, Ogregore, Nothing Name, 4wd x Juragan, From Hell To Heaven, Hard System, Hulondalo On Fire, The Chucks, Headshot, Mushroom Squad, 4 Senjata, Brotherhood dan Jarang Break. (idj)