Kota Gorontalo – Debat publik peserta Pilwako putaran ketiga, yang diikuti calon wali kota dan wakil wali kota diwarnai kericuhan. Ketegangan yang terjadi menjelang sesi terakhir, membuat jalannya debat sempat dihentikan selama beberapa menit.
Kericuhan dalam debat publik yang diikuti oleh pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diselenggarakan KPU Kota Gorontalo, Senin (18/6/2018), di Ballroom Grand Sumber Ria, terjadi di penghujung sesi kedua.
Akibatnya, jalannya debat sempat dihentikan selama beberapa menit oleh Kapolres Gorontalo Kota, AKBP Yan Budi Jaya, yang meminta seluruh pendukung melalui Liaision Officer (Penghubung) dari setiap pasangan calon, untuk meminta pendukungnya tenang dan kembali ke tempat duduk masing-masing.
“Saya minta LO masing-masing calon untuk menenangkan pendukungnya, dan saya harap agar bisa menahan diri. Jika tidak, acara ini akan saya hentikan dengan alasan keamanan,” kata Kapolres, melalui pengeras suara.
Setelah massa pendukung tenang dan kembali ke tempat masing-masing, acara debat kemudian dilanjutkan ke sesi pernyataan penutup atau closing statement sebagai tanda berakhirnya acara.
Ketua KPU Kota Gorontalo Sukrin Saleh Thaib yang ditemui usai acara mengatakan, dirinya berharap agar persoalan yang terjadi saat jalannya debat publik tersebut tidak berkepanjangan.
“Kami berharap kejadian ini tidak berlanjut di luar, artinya cukuplah diruangan ini, sudah selesai, pasangan calon juga sudah berangkulan diakhir acara tadi,” kata Sukrin.
Dirinya berharap, agar keamanan dan keharmonisan bisa terus terjaga di beberapa hari menjelang pelaksanaan pemilihan wali kota ini. “Setelah ini kan masih ada kampanye monologis, kami akan berkoordinasi lagi dengan pihak keamanan dan Panwaslu untuk membahas kembali terkait pengamanan saat kampanye monologis nanti,” tutupnya.
Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Gorontalo tahun 2018 ini, diikuti oleh tiga pasangan calon, yakni pasangan Adhan Dambea – Hardi Saleh Hemeto, Marten Taha – Ryan F Kono, dan Rum Pagau – Rusliyanto Monoarfa. (idj)